Jum'at, 10 Nopember 2017
Hari ini aktifitas saya dan anak anak sangat padat. Seharian kami kulak plastik, cup kertas, kotak makan, aneka jenis mika, tas, rak, dan pernak pernik pesta di Pasar Grosir Surabaya. Baru tiba di rumah tepat azan Isya' berkumandang. Padahal malamnya saya lembur menyeterika sekeranjang pakaian. Rasa letih dan lapar sudah tak lagi saya rasakan.
Mbak Wiwin pegawai toko saya ajak kulak bersama lima bocil saya yang semuanya pinter, rukun dan gak rewel. Kami menikmati perjalanan seharian dengan gembira. Tentu perlu persipan supaya mood mereka tetep asik. Diantaranya bawa sangu makanan kesukaan. Nasi krawu khas Gresik. Kalau dikasi ini sih jadi pada anteng, makan lahap, hati pun riang. Wah ternyata Ulwan, Faiq, Indy bawa sangu uang juga, diambil dari celengan rumah. Mau beli bakso dan es degan di dekat ruko tempat saya kulak plastik. Dulu pernah beli sama abinya katanya saat memunggu saya yang sedang belanja. Masing masing bawa 15.000. Benar saja saat saya kulak, mereka betah menanti di dagang bakso. Hehe..
Lain lagi saat kulak di PGS, anak anak bantu cari barang yang menarik menurut mereka sebagai anak-anak. Sengaja saya libatkan untuk memilih barang, lumayan jadi punya referensi selera yang banyak. Jadi bukan hanya mengikuti selera pribadi saya saja. Nah, tambah lagi mbak Win yang tumben saya libatkan kulak. (biasanya saya kulak dengan anak-anak saja). Mbak Win bisa memberi gambaran barang seperti apa yang banyak dicari pelanggan dan bisa diajak berselancar ide dalam mencari barang lainnya yang unik dan menarik.
Di dalam PGS, jelas harus kreatif menelusuri lapak dan mencari jalan agar tidak sering tetsesat. Apalagi sambil bawa banyak barang belanjaan. Kami tidak meminta tenaga angkut karena beberapa pengalaman dan pertimbangan. Ide kelap kelip berseliweran dalam pikiran. Apalagi saat melihat kreasi hantaran. Rasanya gemes banget ingin segera eksekusi di rumah. Tak sempat selfi selfi ataupun cekrak cekrek karena ramainya orang berbelanja. Yang ada hanyalah fokus belanja dan memperhatikan anak agar tidak hilang dari pengamatan. Begitu juga saat mencari tempat parkir. Terkadang harus berputar putar supaya dapat parkiran. Parkir di lantai lima atau enam adalah sesuatu banget. Apalagi jika ada macet, kaki pun harus lincah injak kopling, rem dan gas.
Seperti biasa, inginnya bercerita lebih banyak lagi. Tapi apa daya, badan sudah tak bisa kompromi. Apalagi mata ini. Dengan demikian, sampai di sini dulu perjumpaan kita.
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative
0 Komentar