Game Level 10 Hari II Membangun Karakter Anak dengan Mendongeng

Jum'at, 1 Desember 2017

Sore saat kami family time, Zed melihat ada banyak semut di pojok ruangan. Memang cepat sekali semut datang saat ada sedikit saja remahan makanan di rumah kami. Sehingga kami terbiasa sigap membersihkan sisa makanan agar tak mengundang semut. Kasihan si semut, bila harus kena sapu dan pel saat kami membersihkan lantai.

Dari kejadian itu, ide mendongeng pun muncul. "Gak usah disapu dulu nak. Mari kita lihat, apa yang dilakukan semut? Semua anak berkerumun. Hmm.. kompak sekali semutnya. Ngangkut makanan sedikit sedikit. Bolak balik..

"Nak, umi punya cerita tentang semut. Siapa yang mau dengar?" Ayi mi.. Azed mi.. Indy mi.. Abang diem aja. Hehe.. walau begitu, biasanya mereka ikut juga menyimak. Sesekali tersenyum bila ada yang menggelitik.

Judulnya adalah "Wow dan Hebat"
Gini ceritanya..

Suatu sore yang panas.. sekelompok semut sedang melakukan sesuatu. Sedang apa ya? Anak-anak menjawab dengan berbagai macam perkiraan. Ada yang jawab sedang main, sedang makan, sedang angkut2, sedang salaman, sedang mondar mandir dsb. Hmm.. semut semut itu sedang mengumpulkan makanan nak.. Seekor semut yang bernama "wow" mengatakan pada yang lain bahwa makanan yang terkumpul masih belum banyak. Lalu berkatalah sang anak semut yang bernama "hebat" "Ayah.. kenapa masih kau katakan belum banyak? Bukankah gudang kita sudah terisi penuh? Tidak akan habis untuk dimakan hingga musim dingin tiba."

"Hebat.. engkau memang anak yang cerdas. Kau tau bahwa makanan segudang itu tak kan habis hingga musim dingin tiba. Nak.. justru karena itulah kita harus lebih giat lagi mengumpulkan makanan sebagai persediaan musim dingin."
"Oh ayah.. aku mengerti."
Setelah itu, si hebat membantu ayahnya bersama keluarga semut yang lain. Dan tiba-tiba.. sreeett.. "ayo berlindung.." teriak semut-semut lari berhamburan. Rupanya ada sapuan manusia memporakporandakan kelompok semut.
"Ayah.. kau dimana?" "Hebaat.. ini ayahmu nak. Kakiku patah, aku tak dapat berjalan lagi." Sreeettt.. kembali sapuan itu memisahkan wow dan hebat. Sempat terdengar pesan ayah, "Hebaat, seranglah penghancur kelompok kita. Ikuti paman pamanmu. Jangan kau risaukan aku. Berjuanglah, jangan menyerah hingga nyawa memisahkan ragamu." Demikianlah.. semut semut menggigit dan menyerbu tangan serta kaki manusia yang menyapunya. Mereka berjuang bersama-sama untuk keluarga semut.

Semut semut berguguran. Dan, hanya beberapa yang selamat. Mereka mondar mandir mencari jalan untuk keluar dan berkumpul dengan keluarganya. Jalan ke Utara, sudah ada genangan air, ke Selatan, Barat, Timur, Tenggara.. dan Aha.. Hebat berhasil keluar dari arah Barat Daya. Hebaat pun berhasil selamat, namun wow telah gugur mendahuluinya sebagai pahlawan semut.

Coba nak.. apa pesan dari cerita umi tadi?
Kali ini abang menjawab.. "Semut rajin menabung, semut pantang menyerah, semut rela berkorban untuk kelompoknya, semut berjuang mempertahankan haknya."

"Nah.. benar sekali bang, sifat semut itu baik atau nggak? Baiik.. Iya, semoga kita bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari."

Anak-anak pun tersenyum. Semoga tambah sayang sama semut dan bisa mencontoh nilai nilai positif yang dimiliki semut.

Demikian dongeng saya hari ini. Semoga bermanfaat.

Sumber bacaan:
https://techno.okezone.com/read/2017/03/01/56/1631669/semut-mampu-berkomunikasi-dijelaskan-dalam-alquran-dan-sains


#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunSayIIP
#GrabYourImagination