Lamongan Februari 2020
Nasional

*Membimbing Anak Cara Menghadapi Bulying atau Kekerasan* dan
*Kekerasan Seksual*

_Oleh Watiek Ideo_
ditulis oleh Ismi Novianti-IP Lamongan dari talk show dalam rangka Milad IP Lamongan Tuban Bojonegoro ke-3

1. Harapan seorang ibu?
Anak mampu menghadapi situasi Bulying tanpa tekanan.

Tanggapan peserta:
Bagaiman menghadapi kasus membuli oleh senior ke junior

2. Apa yang perlu dimiliki oleh seorang ibu?
Seni komunikasi

*Mengapa perlu perlindungan diri?*
Agar tumbuh percaya diri
Bisa menyelesaikan masalah yg dihadapi

1. Anak2 sering menjadi korban kejahatan seksual/penindasan. Mengapa? Krn secara fisik masih kecil, dianggap lemah, mudah dipercaya, mudah dimanipulasi.

Fakta: usia 11y punya IG, tekanan tinggi dari lingkungan dan kebutuhan, shg ingin punya IG. Tujuan? Untuk nyari gambar. Orang tua perlu memberi tahu bahayanya.
Tips punya IG usia anak:
Jangan tunjukan identitas diri
Buat IG bersama ortu dan anak

Kasus:
Ada Chat dari bule di IG anak, akan diberi $1000 jika diberi foto diri.

Beberapa bulan, dikirimi gambar porno lagi oleh bule.
Anak bertanya ke bunda. Maksudnyaapa?
Apa itu pornografi?

Pornografi: Gambar yg berupa foto/video menggambarkan bagian pribadi seseorang.

Realita:
Literasi digital/perlindungan anak tentang digital, blm terlalu baik.
Manfaatkan gadget untuk hal positif tapi jangan lupa jelaskan tentang literasi digital pada anak

2. Perkembangan teknologi sangat pesat.
Manajemen resikonya harus dijelaskan juga oleh orang tua kepada anak

Bulyyan dalam game:
Contoh kalimat bulyyan:
Kamu belum punya senjata, kamu belum punya baju.

Bila tidak kuat dalam bulyan, maka anak akan tertekan. Bulyyan akan berimbas dalam perilaku anak.

Orang tua perlu mengenali jenis mainan/game anak.

Jangan juga over protektif. Karena anak menjadi tidak percaya diri.

3. Perkembangan fisik anak jauh lebih matang

Kadang karena terlalu cepat puber, emosi kurang stabil.
Murah baperan, mudah memukul

Energi yg luar biasa besar jika tak tersalurkan degan benar, maka bisa berbahaya.

Orang tua perlu mengeetahui bagaimana cara ngobrol dengan remaja.
*Dengarkan*
Jangan marah, karena dapat menimbulkan kekerasan

4. Tekanan lingkungan anak sangatlah besar.

Di luar rumah ketemu pergaulan yang kurang baik. Merokok dll.
Kita tak bisa mengawasi anak 24 jam
Tak bisa mengharapkan lingkungan steril
Maka harus diberikan vaksin
Saat remaja biasanya omongan yg paling didengar adalah omongan dari teman.

Anak perlu mengetahui cara menyalurkan marahnya.

*Bagaimana kenyataannya?*
Ortu menghindar ketika anak mulai menanyakan informasi terkait topik sensitif.

Misal: bunda pornografi itu apa?
Tak dapat jawaban dari ortu, maka mencari sendiri di internet, atau cari tau dari teman.

Jadikanlah ortu sebagai sumber informasi bagi anak.

Berikan ruang diskusi bagi anak minimal 15menit- 1 jam setiap hari.

Lemparkan pertanyaan2 sehingga anak mampu berfikir kritis. Sejajarlah dengan anak. Jangan buru-buru.

Kamu tau pornografi dari mana? Kamu taunya kayak apa?
Kalau oraang tua blm tau, mintalah waktu. Sampaikan bahwa kita akan mencari tau dulu. Lalu tepat janji untuk menyampaikan.

Ortu kemungkinan berasumsi bahwa sekolah akan memberikan edukasi terkait perlindungan diri. Padahal seharusnya orangtualah yang memberikan edukasi tersebut.

Kasus:
Anak cowok mengatakan pada pacarnya: kalau kamu sayang aku, kirimi fotomu tanpa baju.

Anak laki-laki itu pun dikirimi foto oleh pacarnya. Hapenya dipinjam oleh temannya. Disebarkan ke grup sekolah. Dipanggil, kasus ditutup.

Adakah pembahasan setelah kasus itu dia sekolah? Jawabnya tak ada. Sekolah takut nama baik tercemar. Gak ada solusi.

Kasus:
Kls 6 perempuank surat2an di kantin. Dipergoki Ustadzah. Hukuman menulis surat2 dalam Al Qur'an. Tak ada edukasi tentang seksualitas setelah kejadian itu.

Solusi:
Kerjasama dengan sekolah untuk mengedukasi anak tentang seksualitas. Wali murid membekali anak dari rumah tentang pelecehan seksual dsb. Anak laki2 harus respect pada perempuan.
Perempuan tak bercanda berlebihan.

Kasus:
Ortu menolak isu pubertas yang mulai dialami anaknya.

Isu ini banyak terjadi di usia SMP. Karena lagi ingin eksis dan sok jagoan.

Solusi:
Bekali diri ortu dengan bacaan pubertas. Berikan Penerimaan terhadap curhatan anak. Sampaikan kata2 untuk menguatkan anak. Menerima perasaannya.

Contoh:
Ayah bunda menerima kamu apa adanya. Kami sayang padamu.

Kalau diledek, dimarahi terus kamu nangis untuk melampiaskan marahmu, gak apa. Asalkan tidak merugikan, baik diri sendiri maupun orang lain.

Kasus:
Ortu tidak faham bagaimana memberikan penguatan psikologis menghadapi tekanan di lingkungan anak.

Cari cara untuk melampiaskan emosi diri. Luangkan waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi situasi mental anak.

*Kapan harus memulai? pendidikan seksualitas pada anak?*

Sesuai tahap perkembangan

Menjaga 4 bagian penting  dari tubuh.

Kasus:
Merosoti celana, rok dll.
Beri penjelmaan bahwa kegiatan tersebut termasuk pelecehan seksual. Sampaikan aturan dalam berteman. Jika melanggar, ada sanksi yg disepakati.

Bagaimana cara memulai?

Siapkan mental dan emosi
Tanamkan kepada diri anda bahwa anda adalah sumber informasi

Ortu harus tau prank atau challenge yg berbahaya. Contoh: dance sambil turun dari mobil

Bekali diri anda dengan berbagai sumber informasi.

Kalau gak suka baca, cari teman yg bisa menambah wawasan/pengetahuan tentang dunia parenting

Cari atau ciptakan momen yang pas

*Kenali aneka kasus*

1. Kejahatan seksual
Perkosaan bukan hanya dialami oleh anak perempuan saja.
Tapi laki2 juga bisa diperkosa dan ini lebih rentan. Barangkali setelah diperkosa ada dua akibat, merasa tak berharga dan bisa jadi malah senang. Ini yg bahaya.
Kalau ada berita di Head line, bahas bersama anak.
Anak lebih suka diajak berkisah.

2. Kekerasan pada anak

3. Kriminal di dunia Maya

4. Bahaya narkoba pada anak
Awalnya gratis, misal campur dengan makanan dan miniman. lalu bayar. Nyari uang dengan mencuri.
Bahaya narkoba: Kecanduan, konsentrasi menurun.

Perlindungan diri dari kejahatan seksual:
1. Sayangi tubuhmu, bersuci dengan baik
2. Kenalkan 4 area tubuh yg harus dilindungi
Dada, mulut, pantat, kemaluan
3. Kenalkan pada anak untuk menghindari tempat sepi dan menolak pemberian orang yg mencurigakan.
Biasanya pelaku kejahatan seksual adalah orang2 yg sudah kita kenal

4. Berani berkata TIDAK
Latihan berteriak di alam. berguna saat kondisi terdesak.

5. Keberanian melapor pada ortu/guru
Paling aman lapor pada ortu.

6. Beri dukungan pada korban

Bila sudah terjadi pelecehan/kekerasan seksual/bulyying. Jangan ditekan bila belum mau menyampaikan. Pastikan rutinitas seperti biasa, ajak bermain, dongeng. Tunjukkan bahwa semua baik2 saja. Kita bisa melakukan rutinitas.

Bullying bisa bermula dari ajaran ortu.
Mama marah ke sulung, lanjut ke anak kedua dst. Ini bisa menjadi pelaku bullying. Melampiaskan bullying ke makhluk lemah.

*4 Jenis bullying:*

1. Verbal: mengejek
2. Fisik: memukul
3. Cyber: perang komen di medsos, sinetron, kekerasan di tv,
(Berikan tontonan sesuai usia anak) Ajak diskusi setelah nonton film.
Temani saat nonton berita dan menonton tayangan yg blm cocok untuk usianya.
4. Rasional: genk, bolo2an, mengucilkan karena bentuk tubuh dsb.

Internet sehat:
1. Menggunakan medsos dengan bijak
2. Tidak membagikan data diri
3. Menyaring berita (cek sumber
4. Tanatangan berbahaya
5. Waktu

Bentuk tekanan fisik:
A. Isu gender
1. Berani berkata tidak jika tak nyaman
2. Kesukaan boleh berbeda
3. Pernikahan itu Laki2 dengan perempuan
Isu lbgt gak dijelaskan pada usia anak yg belum perlu untuk tau info ini.
Mencuri itu gak boleh, kenyataan nya banyak terjadi. Padahal itu gak boleh.
4. Jangan memaksa orang lain
Memaksakan kehendak itu termasuk penindasan.
Tampil beda itu gak apa.
Bisa menanggung resiko
Jika tak bisa mempengaruhi teman untuk berbuat baik, maka cari teman yg baik saja.

Tontonan anak
Pilih tonton an yg bisa membuat belajar hal baru yg baik
Hindari tontonan yg buruk
Dahulukan belajar/urusan sekolah
Tonton tv bersama ortu

*Mengendarai kendaraan bermotor:*
1. Mobil/motor didesain oleh orang dewasa
2. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
3. Belum cukup umur untuk memiliki SIM
4. Mentaati peraturan dan menahan diri itu keren

*Memilih bacaan yang tepat:*
Saring atau pilih bacaan yg baik untuk anak

Narkoba dan anak:
Pintu utama rokok
Menolak ajakan atau pemberian yg mencurigakan
Mengamati efek samping makanan
Tidak ikut2an
Cari kegiatan yg disukai
Seleksi memilih teman
Bicara ke ortu kalau ada masalah
Spiritualitas dijaga, empati ditumbuhkan.


Persiapan yg perlu dilakukan oleh orang tua:
Belajar banyak
Punya media cadangan
Latihan
Buat ini sebagai topik biasa

Agar komunikasi sukses?
Ortu jadi pendengar
Jawab dengan benar
Parenting basis kejujuran
Kesempatan berpendapat
Tidak memaksa anak mengikuti aturan kaku

Anak merasa didengar difahami dan didukung

Perlindungan diri akan berjalan dengan baik jika anak2 diberi hak akan informasi dan edukasi

*Pertanyaan:*

1. Luluk- Bagaimana perihal Labeling terhadap anak/siswa

Menjadi guru itu harusnya seperti apa?
Tiap sekolah punya value tersendiri.

Kalau menyampaikan secara personal maka akan terasa sulit. Maka bersinergilah bersama wali murid lainnya untuk menyampaikan pada pihak sekolah.

Labeling di depan kelas. Sering terjadi.
Beri penguatan pada anak. Jika susah mengubah lingkungan.
Ajak anak komunikasi untuk mengambil keputusan
Misal: jika labeling terjadi padamu maka? Pilih mengabaikan
Jika temanmu mengalami labeling maka hiburlah.

Selesaikan secara offline, bukan online
Ciptakan rumah ramah anak

3. Menghadapi ketertarikan dengan lawan jenis pada anak usia 11y

Tekankan bahwa tertarik dengan lawan jenis itu normal.
Tau etika bergaul
Tak bercanda urusan seks
Fokus meraih cita-cita, gak usah pacaran dulu.
Kendalikan nafsu dengan kegiatan positif
Tegur jika mulai chating2.

4. Lely Bojonegoro: Tips antisipasi bully di sekolah

Membatasi obrolan anak2 yg berisi bullying.
Pengarahan ke anak2 sekali saja didengar, tapi diulang lagi.

Jawab: harus berkali-kali dalam menyampaikan aturan.
Menyamarkan frekuensi dengan siswa2 dulu, lanjut diskusi. Ada tema yg bisa dibahas berulang. Story telling lebih efektif

5. Pendidikan luar biasa dan inklusi. SLB tikung, mantub.

Anak-anak dididik sering dibuli di masyarakat, dulu ada yg masuk di SD malah dibully.
Harapan:
1. Ingin anak2 berkebutuhan khusus bisa masuk ke sekolah umum
2. Bagaimana menghapuskan stigma/menghilangkan bullying di kalangan pemerintahan tau birokrasi.

Diakui bahwa pembuat regulasi bukan orang2 disabilitas.
Jawaban:
Untuk membuat perubahan gak bisa sendirian. Buatlah forum khusus misal menggandeng LSM. Menggandeng komunitas  yg konsern dengan isu anak untuk melakukan perubahan