Lamongan, 24 Maret 2020

Persahabatan bagai kepompong.. waw jadi ingat lagu itu. Pekan ini adalah pekan pertamaku menjadi kepompong. Ibunda mengajakku belajar dengan berpuasa. Kumulai berpuasa di hari Jum'at, 20/03/2020

Puasa apa ya? Agak sulit mencari apa yang harus kukurangi bahkan tak kulakukan sebagai fokusku selama berpuasa. Rasanya segala aktivitasku sudah wajar. Akupun merunut kembali satu persatu.
1. Gadget? Aku perlu ini. Sudah kuatir sesuai waktunya. Apalagi saat ini anak-anak belajar dan wajib laporan ke sekolah via handphone. Anak yang memerlukan ini ada tiga orang. Ditambah maknya satu. Hapenya cuma satu pula. Yang ini udah okey kurasa.
2. Medsos? Aku termasuk yang tak terlalu aktif di medsos. Aktivitasku seputar nengok FB BunCek, Kampoeng Komunitas dan beberapa akun pendidikan, agama serta bisnis. IG pun jarang kubuka. Blog hanya untuk keperluan menulis jurnal. Ini juga sudah cukup
3. Ke pasar? Ya ini juga sudah seperlunya. Tidak setiap hari.
4. Tidur? Tidurku juga sudah secukupnya
5. Makan? Apalagi ini. Aku gak banyak makan atau ngemil. Malah perlu ditambah yang ini. Hihi
6. Bepergian? Nah yang ini nih kayaknya mesti dikurangi. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Dalam situasi sosial distancing, puasaku tentu akan terbantu. Alhamdulillah..
7. Banyak masak? Nah ini juga. Aku sering masak berlebih. Tapi biasanya aku bagi buat orang-orang terdekat. Tapi kadang lupa. Hingga makanan menginap di kulkas.

Point 6 inilah yang kupilih sebagai fokus puasaku.

Day 1
Hari pertama puasa aku membuat jadwal perjalanan. Mana yang penting dan mana yang bisa kuabaikan.
Perjalanan biasanya seputar kegiatan kulak, mengantar anak berkegiatan, acara komunitas. Selama sosial distancing kegiatan keluar hanya berhubungan dengan kulak dan mencari kebutuhan rumah. Bahan makanan dan bahan belajar anak-anak.
Karena belum ada tantangan puasa, maka hari pertama aku menyematkan badge satisfactory untuk diriku.

Day 2
Sabtu itu ada godaan buat kulak di Surabaya. Banyak barang dagangan yang kosong. Beberapa toko langganan juga menghubungi, menanyakan apakah perlu barang untuk dibeli? Dalam situasi seperti ini aku harus cermat dalam memutuskan segala sesuatu dan tentu yang utama adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah. Aku pun memilih untuk kulak di kota Lamongan saja. Walaupun harga lebih mahal setidaknya resiko bertemu dengan banyak orang akan lebih kecil ketimbang aku kulak di Surabaya. Aku juga tidak meminta pengiriman barang. Karena tak cukup modal sedikit untuk mendatangkan banyak barang. Aku berfikir dalam situasi seperti sekarang yang paling penting adalah kebutuhan pangan. Jadi kebutuhan selain itu masih bisa ditunda. Jadi memenuhi stok penjualan bahan kue dan makanan lebih kuutamakan ketimbang ATK dan alat menjahit. Karena aku berhasil menyingkirkan godaan namun tantangan itu masih bukan tantangan berat, maka aku sematkan badge satisfactory di hath kedua ini.

Day 3
Hari Ahad ini banyak pelanggan yang datang ke toko untuk berbelanja. Banyak yang membutuhkan bahan kue karena anak-anak dan keluarga perlu kegiatan yang asik dan menyenangkan di rumah. Salah satunya dengan memasak. Dan kampungku ini masih sedikit yang faham tentang sosial distancing, dalam pekan ini saja ada empat hajatan pernikahan yang masih diselenggarakan. Kebutuhan bahan kue pun meningkat. Jadi tokonya ramai. Aku membatasi keluar rumah termasuk ke toko. Kuserahkan pada pegawai toko dengan tetap mengingatkan dan memfasilitasi kebutuhan kesehatannya. Kusiapkan madu HPAI sebagai asupan imunitas tubuh. Dan mengingatkan agar senantiasa menggunakan masker dan slop tangan. Rajin mencuci tangan dan menyiapkan peralatan mencuci tangan di depan toko. Baik untuk pegawai ataupun pelanggan yang datang. Kusematkan badge excellent di day 3 ini.

Day 4
Senin, 23 Maret 2020
Aku putuskan untuk pergi kulak. Karena barang dagangan betul habis. Aku berfikir kalau tidak segera mengisi toko, maka akan banyak orang kebingungan mencari barang. Akhirnya mereka akan pergi ke toko-toko yang jauh. Dan resiko bertemu banyak orang akan lebih besar. Berbekal bismillah dan penuh hati-hati akupun belanja keperluan toko. Aku tak lama-lama di tempat kulak. Sebelum berangkat semua barang sudah kupesan. Uang juga sudah kusiapkan. Kumasukkan ke dalam kantong plastik. Sehingga saat tiba di toko, barang sudah siap dan uang langsung kuserahkan kasir. Beberapa toko kukunjungi, sama tanpa berinteraksi. Hanya mengambil dan membayar. Untuk itu kuberikan badge excellent untuk diriku.

Day 5
Hari ini aku masuk day lima.
Penjualan barang tertentu di toko melonjak. Sehingga aku harus pergi kulak lagi. Aku menghubungi pedagang tempatku kulak. Ternyata barangnya pun habis. Beberapa toko kuhubungi. Hingga ada satu toko yang masih bisa memberikan barang itu padaku. Namun jumlahnya tidak banyak. Keputuskan untuk berangkat dengan sepeda motor. Sekalian menjemur badan. Hehe. Niatku untuk membantu masyarakat di sekitar agar mudah mendapatkan barang. Bukan semata karena keuntungan. Kesehatan diri dan keluarga lebih penting dari itu. Tapi memudahkan orang lain kupikir adalah niat yang baik. Kusematkan badge Verry good untukku.

Day 6
Hari ini aku tak bepergian selain ke toko untuk urusan sharing laporan keuangan dengan pegawai toko. Sekaligus memantau situasi toko. Jalanan sedikit lengang namun rupanya banyak pelanggan yang datang. Mereka mencari bahan-bahan masak. Aku tak lama di sana, segera pulang setelah beberapa hal penting kusampaikan pada pegawai.

Day 7
Ada keluarga yang sakit keras di rawat di RS. Biasanya aku akan sigap menjenguk. Kali ini aku harus berfikir berulang kali untuk pergi. Dan kuputuskan untuk tidak pergi dan mendoakan yang terbaik saja. Benarlah, sebelum magrib dikabarkan bahwa keluarga tersebut kembali pada Rabbnya. Setelah jenazah tiba di rumah duka, hasratku untuk pergi pun begitu besar. Berbagai pertimbangan, akhirnya kuurungkan juga. Dari rumah kulihat ada banyak sekali peziarah datang. Tak apalah, esok bila sudah surut massanya, aku akan datang. Kupilih mendoakan dari rumah. Untuk ini kusematkan badge Verry good untukku.

Demikian cerita tentang puasaku di pekan ini.
Sumber: Badge puasaku


#janganlupabahagia
#jurnalpuasamingguke-1
#materi1
#kelaskepompong
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional