Game Level 6 Hari XVII I Love Math
Sabtu, 5 Agustus 2017
Aha.. moments hari ini
Seperti hari hari sebelumnya, setelah wan iq nay in berangkat sekolah, saya dan Zed ke toko sebentar. Di toko kami mengatur posisi frezer dan juga membantu pegawe memberi label harga. Zed juga ikut membantu. Bendera merah putih dari plastik ditumpuk kemudian dijajar dengan posisi yang sama. Zed bertanya, eya apa ni mi? bendera merah putih. owh.. eya eyah utih ya mi? Iya. gantian saya yang bertanya, Kalau yang ini warna apa Zed? eyah.. Iya pinter. kalau yang ini? sambil mnunjuk  bagian yang putih.. apa ya? em..m.. apa ya? m.. utih? hee iya betul..putih
merah dan putih, sama dengan baju yang Zed pake ya. mana zed yang warna merah? coba liat bajunya.. Zed pun mununjuk. ini eyah, ini utih... Setelah itu Zed minta es krim. Saya berikan uang dan Zed pun menyerahkannya ke pegawe toko. Enak ya Zed? Rasa apa esnya? asa okat mi.. owh rasa coklat. Kalau yang pink rasa apa? Rasa apa ya? Zed pun mengulangi pertanyaan saya.

Setelah esnya habis.. kami segera ke pasar. Di pasar hanya tersisa pedagang bumbu, sayur, buah, pakaian, sandal dan sepatu. Kami hanya membeli sayuran karena sudah tidak ada pedagang ikan, daging, tahu, tempe dan ayam. Tiba di rumah,, Zed bermain alat pertukangan. Dari permainan itu Zed belajar tentang warna, bentuk dan kegunaan alat.


Azan Dzuhur berkumandang. Saya segera berwudhu dan kemudian bersiap sholat. Zed ikut olat mi.. Zed ikut. owh iya, ayo wudhu dulu, saya mencuci tangan kaki dan sedikit wajah Zed. Setelah itu, saya gelarkan sajadah Zed di sisi sajadah saya. Namun Zed protes. Bukan di sini loh mi.. tapi Zed di akang.. Zed pun menempatkan sajadahnya di belakang sajadah saya. eh ebalik, ebalik. Beberapa kali tanpa putus asa Zed menempatkan sajadah dengan posisi atas kubah masjid di bagian atas. Saya hanya tersenyum memperhatikan tanpa membantu Zed. Akhirnya Zed pun berhasil. Wah.. hebat Zed bisa pasang sajadah sendiri dengan benar.

Hari ini Nayief bercerita tentang teman temannya di sekolah. Yang laki laki ada delapan orang sedangkan perempuannya ada sebelas orang. Nayief mengatakan bahwa krayon dan kotak pensil sengaja ia taruh di loker kelas agar tasnya lebih ringan. Dari obrolan kami, banyak pelajaran yang bisa diambil berhubungan dengan math logis.

Indy.. ia juga bercerita kalau lukisannya nanti tidak akan dikembalikan karena akan dipajang di kelas. Sore ini Indy menjaga Nay dan Zed di rumah karena saya mengantar Ulwan Faiq berlatih silat lagi di Lamongan
Sebelumnya.. Indy bersama Nay dan Zed menggelar mainan di ruang tamu. Intinya adalah main guru guruan dan dagang dagangan. kertas digunting gunting sebagai uang uangan, kemudian ada barang yang dijual dan boneka juga sebagai tambahan personil. Mainnya campur campur, saya hanya memperhatikan sambil tersenyum sendiri. Indy dan adik2nya sedang eksplorasi math dari permainannya.

Ulwan dan Faiq belajar memprediksi waktu, pulang sekolah ia bergegas untuk pergi mengaji. Tas, pakaian silat, minuman segera ia siapkan, makan siang berupa siomay membuatnya kenyang. Wah limabelas menit lagi ngajinya dimulai. Ayo bang.. kata Faiq. Ia dek Iq, lima menit lagi kita uda sampai kok. Demikian wan faiq ngobrol sambil siap siap berangkat. Begitu pula saat pulang mengaji. Sebelum berangkat ia sempatkan membantu bersih bersih rumah seraya berkata, masih ada 30 menit lagi buat nyapu dan siap siap mi. Nanti kita berangkat satu jam sebelum magrib. Bila tidak macet, umi akan tiba di rumah kembali tepat saat azan magrib berkumandang. Mereka masih mengingat saat menghitung jarak kecepatan waktu simo lamongan sabtu yang lalu.

Cukup sampai di sini cerita kami hari ini

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunSayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs