Sekretaris Kota Lamongan
Nama saya Ismi, seperti artinya dalam bahasa Arab. Lahir, tumbuh dan berkembang di kota Denpasar. Anak ketiga dari empat bersaudara. Sejak kecil saya suka sekali bermain peran bersama teman-teman. Selalu saja perannya sebagai guru dan atau sebagai seorang ibu yang ramah terhadap tetangganya. Setiap bermain "ibu ibu-an (dalam istilah kami saat itu) saya selalu memasak dan membagikan makanan kepada para tetangga. Waktu kecil, banyak yang memuji tulisan saya indah dan rapi. Guru dan teman teman juga mengatakan bahwa saya selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan apa pun. Masa kecil saya terlewati dengan banyak kenangan indah.
Kemudian menikahlah saya dengan laki laki asal Lamongan. Setelah 7 tahun menikah, panggilan mertua untuk tinggal di Lamongan pun membuat kami hijrah. Setelah delapan bulan kami tinggal di kampung, dengan beberapa pertimbangan, kami memutuskan untuk menjalin hubungan jarak jauh. Suami kembali ke Denpasar sedangkan saya dan lima orang anak tinggal di Lamongan.
Hidup di lingkungan baru tanpa paksu di sisi (secara fisik) tidaklah mudah. Ini tantangan awal yang harus saya nikmati. Berbekal rasa syukur, semangat bahwa Allah menitipkan lima amanahNya buat saya karena tentu Allah menganggap saya mampu membuat hari hari yang saya jalani terasa bermakna. Dukungan suami yang luar biasa menjadi asupan energi setiap saat. Mulailah saya mengamati banyak hal dari lingkungan baru saya. Mulai dari adat, karakter hingga pola pengasuhan anak.
Sebagai pendatang, maka mudah saja bagi saya menyampaikan maksud. Karena tentu pendatang jadi sorotan masyarakat.
Terutama masalah pengasuhan anak. Saya sangat senang mengajak anak-anak hidup sederhana. Walaupun dari segi sosial ekonomi keluarga kecil dan besar kami Alhamdulillah termasuk lumayan. Agak berbeda dengan gaya hidup keluarga besar. Mungkin itu yang membuat saya cepat diterima dalam pergaulan di masyarakat.
Hidup sederhana dan selalu aktif melaksanakan tugas sebagai seorang ibu mungkin menjadi inspirasi bagi sebagian orang. Empat tahun yang lalu saat saya baru tinggal di dusun ini, ibu ibu lebih banyak mengisi harinya dengan duduk santai di depan rumah sambil bercengkrama dengan tetangga. Seringkali saya dicegat untuk diwawancarai. Hehe.. tentang kegiatan apa saja yang saya lakukan. Kenapa kok gak duduk santai saja terus cari asisten rumah tangga dsb. Saya pun menjelaskan setahap demi setahap apa yang saya lakukan bersama anak anak. Kini.. mungkin karena kemajuan teknologi sehingga masyarakat di desa kami, sudah bisa menggunakan waktunya dengan kegiatan produktif. Ada yang berjualan makanan dan ada juga yang bikin kerajinan tangan untuk dijual. Jadi tidak hanya duduk manis menunggu hasil tambak suami.
IIP Lamongan yang terbilang masih sangat muda tentu memiliki setumpuk harapan untuk tumbuh dan berkembang seperti di kota lain baik dalam maupun luar negeri.
Namun, melihat perkembangan masyarakat sekarang ini.. tantangan yang saya hadapi adalah:
1. Masyarakat lebih memilih menghabiskan waktunya untuk kepentingan ekonomi dibanding menghabiskan waktu untuk belajar menjadi ibu profesional (desa dan kota)
2. Daerah Lamongan cukup luas namun kotanya sangat kecil. Posisi member berpencar dan banyak yang kurang aktif baik acara online maupun offline.
3. Untuk komunikasi online, kendalanya ada di budget pulsa, kepemilikan dan kemampuan mengoperasikan gadget.
4. Untuk acara offline, kendalanya di sarana transportasi dan waktu yang tepat untuk berkumpul. (kurang memprioritaskan komunitas)
Bakat saya..
Saya senang bersilaturahim dan berkomunikasi dengan orang lain secara langsung. Senang keteraturan, paling suka memasak dan bersih bersih rumah. Saya juga senang berbagi ilmu dengan orang lain. Menurut hasil penelusuran minat bakat saya adalah administrator, analyst, arranger, care taker, evaluater, motivator, eksplorer
Bakat yang saya dapatkan dari Allah tentu akan saya manfaatkan agar bisa bermanfaat bagi orang lain utamanya keluarga dan komunitas.
Perubahan di tahun depan...
Bismillah...
1. Akan ada rumbel boga, rumah baca, rumbel marketing online
2. Kegiatan offline yang bermanfaat dan menarik bagi anak dan para ibu khususnya di komunitas dan masyarakat pada umumnya Seperti:
1. Jelajah cita2, langsung mengunjungi ahlinya.
2. Berpetualang dengan moda transportasi masal
3. Bedah alam, mengenal komunitas pantai, naik perahu keliling kawasan tambak, mancing, masak
4. Belajar berternak, bertani dan berkebun
5. Koki cilik
6. Mengadakan seminar parenting/ demo masak/ seminar bisnis online/off sekaligus memperkenalkan keberadaann IIP di lamongan
3. Menggiatkan acara online yang bisa melibatkan seluruh member untuk berpartisipasi
4. Merapikan keanggotaan dan fokus pada perekrutan anggota di derah kota Lamongan.
Selama ini, keanggotaan belum menyentuh wilayah kota.
Demikian cerita dan harapan seorang Sekretaris IIP Lamongan. Tiada gading yang tak retak. Mohon maaf untuk segala hilaf. Semoga Allah selalu membimbing kita ke arah kebaikan. Aamiin
Wassalammu'alaikum.w.w
#NHW11
#IIP
#MIPBATCH4
#Koordinator
0 Komentar