🌸Pengalaman Belajar Kreatifitas di Institut Ibu Profesional🌸
Libur cawu II telah berakhir. Kelas Bunda Sayang Batch#1 MR JatSeLa kembali semarak. Setelah fasilitator (Bunda Ulfa dan Bunda Annisa) melanjutkan tugasnya di kelas lain, kami pun kedatangan fasilitator cawu III yang juga keren (Bunda Lina 🌺Penulis Buku Bunda Cekatan, 12 Ilmu Dasar Manajemen Rumah Tangga dan Bunda Ressy 🌺Penulis Buku Witing Tresno Jalaran Soko Kulino)
Hari pertama kelas aktif (28/10/2017) diisi dengan acara perkenalan fasilitator. Wah banyak hal yang menarik dari beliau berdua. Suasana langsung hangat dan semangat kembali menggelora untuk belajar lebih baik di cawu ini.
Gebrakan kedisiplinan dan adab menuntut ilmu lewat "Code of Conduct" atau hukum etika yang berlaku di komunitas IIP disosialisasikan oleh fasilitator untuk segera dilaksanakan. Pembahasan hangat pada bagian silent rider di kelas WAG. Harapannya nanti, dalam komunitas terjalin suasana saling berbagi dan menerima sehingga azas kebermanfaatan dapat terwujud.
Sebagai prolog materi 9, fasilitator membagikan link presentasi mengenai kreatifitas oleh Kreshna Aditya. Setelah memperhatikan slide, muncul banyak pertanyaan baik dari diri sendiri maupun sesama teman belajar.
Introspeksi diri, mencari sisi tepat dan kurang tepat dari apa yang telah dilakukan selama ini. Diskusi terjadi akibat *intelectual curiosity* yang muncul pada setiap orang. Mencari tahu apa yang belum diketahui, mencari pemahaman atas apa yang belum difahami, mencari tau apa yang akan dilakukan dari apa yang belum dilakukan, menemukan solusi dari apa yang menjadi tantangan. Wow.. gairah belajar di waktu muda dulu pun bangkit. hehe.. (sudah tuakah saya?😊)
Dari pembahasan kreatifitas hari itu, saya mencatat beberapa hal:
🌺Yang tepat dilakukan oleh orang tua adalah "Menjaga Anak Tetap Kreatif" *bukan* "Menumbuhkan Kreatifitas Anak Usia Dini"🌺 alasannya:
1. Anak anak sudah terlahir kreatif
2. Rasa ingin tahunya besar
3. Anak-anak tidak mengenal tidak mungkin
4. Mereka tidak takut salah
Lalu apa yang terjadi?
Sadar atau tidak, terkadang kitalah yang mematikan kreatifitas mereka dengan cara berpikir kita sendiri yang tidak kreatif. Menurut Kreshna Aditya, Orang tua sering terlalu protektif, mengirim anak ke sekolah dengan sistem yang malah
menghancurkan kreatifitas anak, menggagas anak untuk cepat masuk sekolah.
Galau rasanya mengingat keluarga kami menganut sistem pendidikan formal. Dari diskusi kelas yang menarik, saya setuju bahwa tak ada satu sistem pendidikan buatan manusia yang sempurna. Semua punya kelebihan dan kekurangan. Baik itu pendidikan formal ataupun homescholing. Apapun sistem pendidikan yang dipilih, tentu harus seiring dengan visi misi kurikulum berbasis rumah (Home Education) karena rumahlah yang menjadi basis pendidikan.
Dengan memahami kebutuhan dan gaya belajar anak, maka orangtua berkewajiban untuk membersamai tumbuh kembang anak dengan cara yang menyenangkan.
Diantaranya dengan cara:
🌸Memberikan feedback positif (lebih banyak dorongan)
🌸Cinta tanpa syarat
🌸Hargai keunikan tiap anak
🌸Berikan dunia untuk dijelajah
Pada intinya, orangtualah yang yang harus berubah menjadi lebih kreatif.
Setelah prolog materi 9, Kami diajak memahami materi dengan metode belajar yang berbeda dari sebelumnya. Fasiitator menampilkan beberapa slide dan dari slide tersebut, peserta belajarlah yang menyimpulkan materi pembelajarannya. Saya teringat saat mengikuti pelatihan Pendamping Profesional Depsos dan PINBUK 14 tahun yang lalu. Banyak ide yang mengalir dari model pembelajaran seperti ini. Semua peserta diajak aktif belajar, mengeluarkan segenap pemikiran untuk menggali materi. Modul diberikan saat selesai belajar. Hmm.. Tapi di kelas Bunda Sayang lebih keren lagi, karena berlangsung secara online. Sungguh kreatif..
💫Slide I KREATIFITAS
Menggali makna kata
💫Slide II LIFT (mencari sesuatu dalam slide)
Menggali akibat perbedaan sudut pandang dan titik fokus
💫Slide III
💧Mari Kita Berpikir Kreatif
Menggali cara untuk dapat kreatif (Ubah fokus dan sudut pandang)
💧Tebak Tulisan
Menggali penyebab kurang tepatnya pengamatan
💧Mari Kita Berpikir Kreatif
Ajakan untuk tidak bergegas berasumsi tetapi menggali lebih dalam (Don't Assume)
💫Slide IV Menghubungkan sembilan titik
Ajakan untuk berpikir lebih luas
💫Slide V Outside The Box Thinking
Ajakan membuka kotak pikiran kita
💫Slide VI Ide baru cara kerja payung sesuai kebutuhan
💫Slide VII Alih Fungsi Tatakan Lilin
💫Slide VIII Multifungsi Papan Pintu
💫Slide IX Proses Kreatifitas
Evolusi-Sintesis-Revolusi
💫Slide X Menjadi Ibu Kreatif
Ajakan introspeksi diri mencari hambatan kreatifitas diri dan mencari solusi
💫Slide XI Thank You
💫Slide XII Quotes Creator
Pengingat yang mendalam dari Bunda Septi Peni Wulandani
bahwa "Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif, kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator di jamannya nanti."
Masih dalam forum diskusi, seorang sahabat (bunda Chitra) membagikan hasil bacaannya yang beliau terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia terkait kreatifitas. Sangat menyentil karena dari beberapa point ada yang pernah saya alami. Judulnya adalah: "10 Ketakutan yang Menghalangi Kita dari Kreatifitas dan Bagaimana cara Mengalahkannya"
Dari 10 point, ada satu point yang beberapa kali mengganggu dan butuh keberanian untuk menaklukkannya, yaitu *Takut akan langkah pertama*. Namun bila kita berhasil melewati ketakutan itu, rasanya menjadi manusia yang sangat beruntung. Takut adalah sumber penghalang kreatifitas kita. Jadi, marilah kita singkirkan rasa takut untuk menjadi lebih kreatif!
Sumber:
Materi kuliah dan hasil diskusi kelas Bunda Sayang Batch#1 Level 9 Institut Ibu Profesional Kelas Malang Raya Jatim Selatan (MR.JatSela)
http://www.bincangedukasi.com/menjaga-anak-tetap-kreatif/
http://www.lifehack.org/articles/productivity/10-fears-holding-you-back-from-creativity-and-how-beat-them.html
http://googleweblight.com/?lite_url=http://halimahpage.blogspot.com/2015/06/serba-serbi-home-education-home.html?m%3D1&ei=uJS58lsu&lc=id-ID&s=1&m=967&host=www.google.co.id&ts=1509578283&sig=ANTY_L17IOZbtLvDxXMgoaj0v3fNGFLp2w
#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative
0 Komentar