Game Level 9 Hari III
Sabtu, 4 Nopember 2017
Jum'at pagi yang cerah biasanya saya manfaatkan untuk cuci mobil. Tapi tidak untuk hari ini. Saya bersama anak-anak akan melihat ternak kambing di kecamatan Babat. Acara ini rutin kami laksanakan setiap bulan. Selalu disambut berbinar oleh lima sekawan di rumah kami.
Ulwan, Faiq, Indy, Nayief dan Yazed segera menyiapkan perbekalan. Minuman dan makanan ringan. Cukup buat sehari di luar rumah. Tiba di peternakan, anak-anak langsung berhamburan keluar mobil. Sebelum masuk ke areal kandang, kami mampir sejenak di rumah kerabat.
Saya melihat sebuah kandang berisi banyak anak ayam. Spontan saya beritahukan pada anak-anak apa yang saya lihat. Tak perlu komando, mereka langsung jongkok memperhatikan anak-anak ayam yang sedang asik berlarian di dalam kandang. Terlihat khusyuk. Beberapa detik saya mengamati anak-anak dan apa yang mereka amati. Tak ingin kehilangan moment, saya pun segera mengambil kamera hape. Namun ada rasa bimbang. Biasanya jika difoto, konsentrasi mereka sedikit terusik. Ah, tak apalah bisik saya di dalam hati. Benar saja, cekriik.. Zed langsung menoleh. Umi ya foto-foto abang Azed? Haha.. iya, kepingin kasih tau abi kalau kita lagi liat-liat anak ayam. Zed tersenyum dan pandangannya kembali ke kandang.
Saya pun ikut jongkok dekat anak-anak. Pelan-pelan saya berkata, Sepertinya seru nih ngliat ayamnya..
Indy: Iya mi.. lucu sekali anak ayamnya
Nayief: Kecil, bulunya pendek
Zed: He e.. kecin bulu e pendek
Ulwan: Umur berapa ya kalau ukurannya segini?
Faiq: Sekitar sepekan ini bang
Tak lama kemudian tangan mungil Nay membuka kurungan dan minta ijin mengeluarkan seekor anak ayam. Saya ijinkan dan mulai menanyakan pada masing-masing anak tentang apa yang mereka pikirkan saat memperhatikan kandang. Jawabannya bervariasi. Mulai dari kandang (gimana cara buatnya), kemudian morfologinya, kegiatan yang dilakukan oleh anak ayam, tekstur, makanan, kotorannya, lama di kandang. Saat itu, saya mencoba membangun suasana santai menjadi bermakna, syarat akan ilmu pengetahuan.
Walaupun belum puas dengan anak ayam, kami segera menuju kandang kambing. Wah... gembira sekali menyaksikan kambing yang gendut gendut. Ternyata lima induk kambing sedang hamil. Alhamdulillah... Anak2 kompak bertahmid. Sst.. kambingnya baru mau tidur, bisik pakde Sugeng. Anak-anak hanya tersenyum dan mendekati kandang. Kambingnya menatap kami.. Karena anak-anak ingin sekali memegang, maka dikeluarkanlah kambing dari peraduan. Seperti berjumpa dengan sahabat keci, kambing segera menghampiri kami sembari minta dielus. Heehe.. kandang dan kambingnya baru dibersihkan hari ini. Jadi, tak berasa lengket dan tak berbau. Saya yang biasanya memilih duduk sambil memperhatikan anak anak, kali ini ikut mengasah kreatifitas bersama anak-anak.
Kami bermain tebak-tebakan, memperhatikan tingkah laku hewan ternak.
Umi: Sapi.. Nah apa nih yang keliatan cakep saat sapi makan?
Nay: Apa ya? sambil berpose sedang mikir
Indy: Mulutnya
Umi: Kenapa mulutnya?
Indy&Nay: Mulutnya nutup saat makan
Umi: Hhehe.. hebat ya. Kok tau sih kalau jawabannya itu.
Umi: Apa bedanya sapi dan orang kalau lagi makan?
Indy: Gempil..
Umi: Apa donk?
Indy: Sapi makan, gak pake tangan. Kalau orang makan ya pake tangan
Umi: Hmm bisa jawab lagi rupanya
Umi: Apa bedanya mentok dengan angsa?
Nay: Angsa mulutnya lebih panjang
Umi: Wah tau lagi..
(Ulwan asiik menggembala kambing)
Faiq asik ngobrol di rumah kerabat, menyalurkan hobinya. Paling suka cerita cerita dengan orang yang lebih tua.
Masih banyak lagi yang kami lakukan di peternakan.
Pulang dari peternakan, kami mencoba lewat jalan yang belum pernah kami lalui. Saya hanya melihat jalanan yang sudah diaspal seukuran satu mobil. Bismillah saja, kami akan melewatinya. Dan... jreng.. ternyata kami dapati nuansa pedesaan yang asri, kaya tumbuhan yang menarik. Kanan kiri jalan dipenuhi jemuran tembakau. Dag dig dug kuatir mobilnya nyerempet jemuran. Setelah belok belok beberapa kali dan bertanya pada orang yang dijumpai, kami pun tiba di jalan utama. Pengalaman asik dan menyenangkan. Di perjalanan pulang, topik bahasan adalah tembakau dan rokok. Potensi daerah Babat dan juga kabupaten Lamongan.
Tantangan Hari ketiga saya yaitu Melewati jalan yang belum diketahui. (Walau ini perjalanan pendek, namun cukup menantang) Sebelumnya, saya dan para bocil pernah berpetualang ke kota Malang. Awalnya bergantung pada googlemap. Ternyata, baru seper8 perjalanan, batrai hape habis dan tak bisa dicharge. Kami pun benar benar jadi petualang. Ah.. luar biasa asiknya. Demikian tantangan hari ini, semoga besok bisa lebih baik lagi.
Walaupun belum puas dengan anak ayam, kami segera menuju kandang kambing. Wah... gembira sekali menyaksikan kambing yang gendut gendut. Ternyata lima induk kambing sedang hamil. Alhamdulillah... Anak2 kompak bertahmid. Sst.. kambingnya baru mau tidur, bisik pakde Sugeng. Anak-anak hanya tersenyum dan mendekati kandang. Kambingnya menatap kami.. Karena anak-anak ingin sekali memegang, maka dikeluarkanlah kambing dari peraduan. Seperti berjumpa dengan sahabat keci, kambing segera menghampiri kami sembari minta dielus. Heehe.. kandang dan kambingnya baru dibersihkan hari ini. Jadi, tak berasa lengket dan tak berbau. Saya yang biasanya memilih duduk sambil memperhatikan anak anak, kali ini ikut mengasah kreatifitas bersama anak-anak.
Kami bermain tebak-tebakan, memperhatikan tingkah laku hewan ternak.
Umi: Sapi.. Nah apa nih yang keliatan cakep saat sapi makan?
Nay: Apa ya? sambil berpose sedang mikir
Indy: Mulutnya
Umi: Kenapa mulutnya?
Indy&Nay: Mulutnya nutup saat makan
Umi: Hhehe.. hebat ya. Kok tau sih kalau jawabannya itu.
Umi: Apa bedanya sapi dan orang kalau lagi makan?
Indy: Gempil..
Umi: Apa donk?
Indy: Sapi makan, gak pake tangan. Kalau orang makan ya pake tangan
Umi: Hmm bisa jawab lagi rupanya
Umi: Apa bedanya mentok dengan angsa?
Nay: Angsa mulutnya lebih panjang
Umi: Wah tau lagi..
(Ulwan asiik menggembala kambing)
Faiq asik ngobrol di rumah kerabat, menyalurkan hobinya. Paling suka cerita cerita dengan orang yang lebih tua.
Masih banyak lagi yang kami lakukan di peternakan.
Pulang dari peternakan, kami mencoba lewat jalan yang belum pernah kami lalui. Saya hanya melihat jalanan yang sudah diaspal seukuran satu mobil. Bismillah saja, kami akan melewatinya. Dan... jreng.. ternyata kami dapati nuansa pedesaan yang asri, kaya tumbuhan yang menarik. Kanan kiri jalan dipenuhi jemuran tembakau. Dag dig dug kuatir mobilnya nyerempet jemuran. Setelah belok belok beberapa kali dan bertanya pada orang yang dijumpai, kami pun tiba di jalan utama. Pengalaman asik dan menyenangkan. Di perjalanan pulang, topik bahasan adalah tembakau dan rokok. Potensi daerah Babat dan juga kabupaten Lamongan.
Tantangan Hari ketiga saya yaitu Melewati jalan yang belum diketahui. (Walau ini perjalanan pendek, namun cukup menantang) Sebelumnya, saya dan para bocil pernah berpetualang ke kota Malang. Awalnya bergantung pada googlemap. Ternyata, baru seper8 perjalanan, batrai hape habis dan tak bisa dicharge. Kami pun benar benar jadi petualang. Ah.. luar biasa asiknya. Demikian tantangan hari ini, semoga besok bisa lebih baik lagi.
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative
0 Komentar