Tiba di kampung halaman rasanya seperti baru datang dari camping. Hidup di perantauan rasanya juga seperti mimpi. Ah.. pokoknya seneng banget. Sejak Senin hingga Rabu, Denpasar diguyur hujan membuat rasa malas begitu besar. Saya pilih menikmatinya dengan tidur. Haha edisi di perantauan kurangan tidur. Beda lagi dengan anak-anak. Mereka asik melepas rindu dengan sepupu-sepupunya. Berbagi cerita bermain bersama.
Setelah cukup bermalas malasan, saya pun menengok dapur dan mendapati sekarung pisang yang sudah terlalu matang. Rupanya beberapa hari pisang dari Negara (kabupaten Jembrana) ini dibawa oleh kakak ipar namun belum sempat diolah. Ah.. Eman rasanya jika hari ini pisang itu terlewatkan juga.
Pagi saat membantu kakak jualan nasi kuning di pasar, banyak ide yang muncul dari si pisang. Tante cantik pedagang tahu menyarankan untuk mengolahnya menjadi pisang Rai (pisang dibalut tepung yang direbus dalam air, ditaburi kelapa parut dan gula merah) atau membuat pisang lumpur dan bolu pisang. Wah.. sepertinya pisang Rai boleh juga. Sekaligus melepas rindu dan mengenalkan makanan tradisonal ini pada anak-anak.
Tiba di rumah saya kembali berpikir, pisang sekarung masak ia mau dibikin pisang Rai semua. Lagian harus segera dipakai keburu busuk. Abinya anak-anak usul bagaimana jika pisang itu dimasak nugget saja. Kan bisa awet di freezer. AHA.. ide yang cemerlang.
Siang itu saya minta tolong kakak untuk membelikan beberapa bahan yang diperlukan. Sambil menunggu bahan, saya dibantu cheff cilik Nayief dan Indy segera memisahkan pisang dari kulitnya. Semangat sekali Nay dan Indy. Kami dapat sebaskom besar pisang yang masih bagus. Hanya kulit luarnya saja yang agak menghitam. Dalamnya masih bagus, rasanya pun manis. Kakak Indy bertanya bagaimana cara buat nugget pisangnya. Saya menjelaskan sambil mengajaknya eksekusi bahan yang sudah datang.
Nugget Pisang
Bahan:
3-4 sisir Pisang
1kg tepung terigu
1 kg Tepung panir
2 butir telur
6 sdm gula pasir
2 sdt garam
1 kaleng SKM
Minyak untuk menggoreng
Alat:
Sendok
Baskom
Kukusan/dandang
Loyang
Pisau
Talam
Box untuk menyimpan nugget
🍌Pisang sebaskom dihaluskan dengan diblender atau bisa juga dengan sendok besar
🍌Tambahkan sekilo tepung terigu, telur ayam atau bebek dua butir, dua sendok teh garam dan enam sendok makan gula pasir
🍌Masukkan tiga perempat kaleng susu kental manis
🍌Aduk hingga rata. Tambahkan tepung bila adonan masih terlalu lembek.
🍌Siapkan loyang yang sudah diolesi minyak dan ditaburi tepung terigu.
🍌Masukkan adonan ke dalam loyang dan kukus dengan api besar biar cepet Mateng:) --jangan lupa tutup pancinya dikasih lap supaya uap air tidak menetes di adonan. Jika sampai menetes, tidak masalah, air di atas adonan yang sudah mulai memadat bisa langsung dibuang.
🍌Periksa adonan dengan menggunakan garpu. Bila sudah keras saat ditusuk, maka adonan bisa diangkat
🍌Anginkan supaya dingin lalu potong kecil sesuai selera
🍌Siapkan air dan masukkan terigu sebagai lumuran nugget sebelum digulingkan di atas tepung panir
🍌Simpan di freezer agar panir lengket sempurna
🍌Goreng dan siap disantap
Alhamdulillah tak terasa 90 menit berlalu. Saya, Indy dan Nay berhasil menyelesaikan tantangan masak. Detik-detik terakhir, Abang Wan dan Iq ikut membantu. Lumayan bisa meringankan tenaga yang sudah mulai lemah.
Surprise.. karena nuggetnya jadi tiga box, pagi saat jualan nasi kuning, nugget ini laku dijual. Satu mika diisi 7potong seharga Rp. 5.000,00. Akhirnya karena laris dan menyenangkan, tiap dua hari sekali kami bikin nugget buat dijual.
Nah.. nantikan lagi kisah berikutnya selama kami liburan di Bali ya:)
#StorymomentBali2017
#Edisinuggetpisang
#Kreasitambahrejeki
#IbuProfesional
0 Komentar