Kamis, 19 Juli 2018

Jurnal Belajar Bunda Sayang Leader Batch#3 Institut Ibu Profesional

Bermain adalah kegiatan yang paling menyenangkan. Bukan hanya anak-anak yang suka bermain. Saya pun sangat suka bermain. Tak harus berbekal mainan yang didapat dari membeli. Karena sesungguhnya di sekitar kita ada banyak sekali bahan yang bisa dijadikan mainan.




Cobalah menengok benda-benda di sekitar kita. Peralatan dan bahan memasak di dapur bisa menjadi top score pilihan mainan anak-anak. Lanjut dengan ruang buku/membaca. Di rumah kami, ruang ini bukan melulu digunakan untuk kegiatan membaca, tapi sering dijadikan markas anak dalam berekspresi membuat kerajinan dan bermain kemah-kemahan.

Berikutnya adalah kamar tidur, kamar bukan lagi tempat sakral yang tak boleh dipakai bermain. Biasanya di sini mereka pun membuat rumah-rumahan dan bermain jumpalitan. Maklum saja di rumah ada empat anak laki-laki dan satu perempuan. Asalkan ingat aturan bermain, "Merapikan kembali semua perlengkapan dan ruangan yang telah  digunakan."

Di rumah kami tempat mainan anak yang didapat dari membeli diletakkan di teras rumah. Tujuannya agar bisa diamanfaatkan juga oleh anak-anak tetangga. Jadi mereka tak akan bermain di dalam rumah. Hanya sebatas teras dan halaman rumah. Halaman ini pun menjadi tempat yang sangat mengasikkan untuk bermain. Mereka akan bermain tanah, pasir, kerikil, dedaunan, masak-masakan, bikin ayunan, perosotan, lari-larian, main bola, mobil-mobilan, sepedaan dan berbagai aktivitas seru lainnya.

Sejak anak-anak kecil dimana aktivitas rumah begitu padat, maka dapur menjadi istana kami. Di sana si kecil asik bermain panci, wajan, Sutil, serok, baskom, rantang, kotak makan, sendok dan apa pun peralatan yang ada di dapur. Yang paling seru ketika melihat mereka bisa menumpuk peralatan tersebut hingga tinggi atau pun menjejer hingga berbentuk kereta api. Kecerdasan Logiknya tumbuh dalam setiap keasikannya bermain.

Permainan dengan kombinasi bahan masakan sering menjadi mainan yang asik. Bawang merah, putih, tomat, sayur, buah-buahan dan rempah-rempah. Mereka hitung (takubali) tambah kurang bagi kali, dikelompokkan, dibandingkan (berdasarkan jumlah, warna, bentuk, tekstur), ditakar hingga dirubah bentuknya.



Mereka pun sangat menggemari acara memasak. Mencoba resep hingga menciptakan makanan model baru sering mereka lakukan. Tentu akan senang punya banyak cheff kecil di rumah.

Dari berbagai aktivitas bermain, kami sangat merasakan manfaatnya. Benarlah judul sebuah buku yang pernah saya baca "Anak Cerdas dengan Bermain" penerbit Lintas Media Jombang. Dalam buku itu dituliskan 20 permainan yang tentunya sangat asik bila dipraktekkan. Dalam permainan, bukan hanya kecerdasan logik yang dibagun namun lebih dari itu adalah membangun nilai-nilai moral yang sebaiknya diajarkan oleh orang tua di dalam keluarga itu sendiri.


Berikut beberapa contoh permainan yang menjadi favorit kami. Diambil dari buku "Kecil-kecil Jago Matematika" karya Ir. Agus Nggermanto (Penemu Metode APIQ) dan "Anak Cerdas dengan Bermain" karya Abi M.F.Yaqien

1. Bermain Sulap (Penjumlahan APIQ)

Jumlah peserta: minimal dua orang
Peran:
1 orang sebagai pesulap
1 orang sebagai klien/penonton
Bahan:
Pensil/pulpen/spidol
Kertas/karton/Manila/kardus

Cara:
Siapkan 5 lembar kertas untuk menulis angka seperti pada gambar.
Lakukan permainan sesuai step

Tujuan:
1. Gembira
2. Dapat melakukan penjumlahan secara tepat dan cepat
3. Melatih ketelitian dan percaya diri





Testimoni:
Anak-anak di rumah suka sekali main sulap ini. Terutama si kembar (anak sulung) karena bisa membuat adiknya terkagum-kagum. Kemudian muncul rasa ingin tahu adik-adiknya, mengapa bisa begitu? Anak-anak menemukan cara sendiri selain menjumlahkan angka di kiri atas. Awalnya mengajukan hipotesa yang kadang di luar nalar.

2. Permainan Naik Turun Gunung
Jumlah peserta: minimal 1 orang
Bahan:
pensil/pulpen/alat tulis lainnya
Kertas
Cara:
Kenalkan pola naik turun gunung
1. Ada dataran (setiap dataran pertama/yang akan masuk ke lembah diberi simbol 8 dan dataran kedua/yang keluar dari lembah  diberi simbol 1)
2. Ada gunung (Setiap gunung diberi simbol 9)
3. Ada lembah (setiap lembah diberi simbol 0)

Tujuan:
Anak-anak bisa memahami pola bilangan. Dalam hal ini adalah pola perkalian pangkat dua dari angka 9

Testimoni:
Anak-anak tak merasa sedang belajar matematika. Tapi seperti bermain teka teki dan Corat coret indah.

3. Permainan Tangga Ajaib
Jumlah peserta: minimal 1 orang
Alat/Bahan: kertas, pensil
Cara:
1. Ajak anak-anak untuk membuat tangga. Bisa dengan menggambar di kertas, membuat dari tanah/pasir pantai, dari adonan tepung atau plastisin.
2. Beri simbol pada masing masing tangga sesuai ketinggiannya. Tangga 1 adalah yang paling rendah dst.
3. Setelah membuat tangga naik, jangan lupa membuat buat tangga turunnya.
4. Setelah mengisi dengan simbol2 angka, maka perhatikan polanya yang terbentuk dengan simetris dan harmonis.

Tujuan:
1. Gembira
2. Bisa memahami pola bilangan kombinasi angka 1
3. Dengan menguasai permainan tersebut, maka anak-anak bisa menghitung cepat mengalahkan kalkulator dan sempoa.
Silahkan dicoba ya..
11^2=121
111^2 =12321
1.111^2=1234321


Testimoni:
Karena ada partner bermain, anak-anak berkompetisi waktu dan ketepatan hasil sambil tertawa gembira. Mereka tak seperti sedang belajar matematika.

4. Permainan Apa yang Paling Penting dalam Hidupmu?

Jumlah peserta: 2 atau lebih
Usia: 5 tahun-dewasa
Bahan: Papan tulis atau kertas berukuran besar, kapur tulis atau pensil
Tujuan:
Mengenali kebutuhan dan unsur dasar dalam hidup
Mengasah kemampuan logik (menganalisa dan menentukan skala prioritas)

Cara:

1. Duduklah bersama anak-anak dan ajukan pertanyaan berikut, "Selain udara, air, dan matahari, apalagi yang menurutmu sulit hidup tanpanya?

2. Saat daftar semakin panjang dan jika anak-anak hanya menuliskan objek-objek kasat mata seperti mainan, televisi, hp dan pakaian, cobalah untuk memberi saran beberapa hal yang berarti bagi mereka: teman-teman, keluarga, cinta, dan sebagainya. Daftar setiap anak/keluarga pasti berbeda. Tapi berikut ini adalah beberapa ide sebagai awal. Ada ratusan yang lain ya..

Televisi, mainan, buku, video game, pensil, rumah, komputer, belajar, sabun, sikat gigi, sekolah, mesin cuci, alat rias, guru, video, tape, toko, kolam renang, gitar, sepeda motor, kacamata, teman-teman, cinta, shalat, adik, sepatu, sandal, dll

3. Setelah selesai membuat daftar, mintalah mereka secara bergantian mencoret hal yang bisa ditiadakan jika terpaksa.
Awalnya ini akan berlangsung mudah. Namun saat mereka mencari elemen dasar hidup, akan menjadi sulit. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam aktivitas ini. Kecuali apa saja yang disebutkan tiap orang bisa benar-benar mereka tinggalkan dalam hidup ini.
Teruskan kegiatan ini sampai tinggal satu hal yang tersisa. Akan lebih menyenangkan bagi anak yang lebih kecil untuk menyadari apa yang benar-benar penting bagi mereka dan memancing pemikiran remaja atau orang dewasa.

Meskipun bisa terjadi bahwa hal terakhir yang anak-anak coret dari daftar adalah video game atau hape, bisa juga hal terakhir yang dicoret adalah keluarga, sholat, belajar dan cinta. Kita bisa mengarahkan anak-anak pada kesimpulan seperti ini melalui komentar dan pertanyaan yang kita ajukan. Permainan ini secara otomatis akan mengarah pada diskusi tentang nilai-nilai dan prioritas keluarga kita.

Cobalah untuk membuat anak-anak mengerti bahwa kebahagiaan sejati dan rasa aman dalam kehidupan bukan berasal dari benda.




Testimoni:
Anak-anak sangat bersemangat saat diajak menulis semua hal yang ia butuhkan dalam hidup. Satu lembar besar diisi penuh tanpa terasa. Nayief melancarkan jarinya dengan belajar menulis di kertas itu. Indy tak kalah semangat. Mereka merinci kebutuhan dari segala aspek.
Saat diminta mencoret hal yang tidak terlalu penting, awalnya memang terasa mudah. Hingga 10 pilihan terakhir mereka mulai tertawa sambil kebingungan.
N: Kak.. masak mandi dicoret?
Loh kok makan juga dicoret?
I: Nah terus apa dong?
Masak Abi umi yang dicoret?
Masak sholat?
Masak ngaji?
I+N: Wah.. sulit

Kemudian tiba pada 4 pilihan terakhir, mereka coret Abi, umi, sholat dan pilihan utamanya adalah ALLAH
Saat akan mencoret sholat terjadi perdebatan antara Indy dan Nayief
N: Kak sholat itu nomer satu
I: Nah sholat kan berdo'a minta sama Allah. Kalau nggak ada Allah, terus sholatnya minta sama siapa?
N: Oh iya ya..

5. Permainan Sebuah apel dalam sehari

Jumlah peserta: 2 atau lebih
Usia: 5 tahun ke atas
Bahan: Beberapa buah apel jika memungkinkan dengan ukuran, warna, dan bentuk berbeda. Pisau
Tujuan:
1. Mengetahui perbedaan warna, bentuk, ukuran dan jumlah
2. Mendiskusikan fakta bahwa manusia tidak boleh dinilai berdasarkan penampilan luarnya saja.

Cara:
1. Tunjukkan kepada anak beberapa buah apel dengan berbagai kondisi, bentuk, warna dan ukuran.
Misal: apel muda, terlalu matang, keriput dan bahkan busuk.

2. Potong apel membujur, bukan melintang. Kemudian tanyakan pada anak-anak, "Apa yang mereka perhatikan dari rongga biji?"

3. Nantikan jawabannya.
Jelaskan bahwa tiap apel memiliki bintang lima sisi yang sama berisi biji.

4. Potong beberapa apel lainnya. Apa yang terlihat?
Hingga potongan beberapa apel tadi dapat menunjukkan bahwa setiap apel memiliki bintang lima sisi yang sama meskipun bentuk luarnya berbeda.

5. Ajak anak-anak berdiskusi dan berandai-andai jika manusia itu seperti apel.
Manusia berbeda dalam penampilan luar mereka. Ada banyak ukuran, warna, bentuk dan usia. Namun, di dalam diri kita terdapat benih-benih yang akan menentukan masa depan kita. "Bintang" yang ada dalam dalam diri kita inilah yang menjadikan setiap orang istimewa. Bak benih yang ada di dalam apel yang bisa tumbuh dan berkembang menjadi pohon buah, tiap manusia memiliki anugerah unik dan bakat yang menunggu untuk dikembangkan. Hal-hal yang jika dipupuk dengan baik akan membuat orang itu hebat dengan kekuatannya.


Testimoni:
Awalnya anak-anak terkagum kagum
Ih kok bisa sama ya? Semua apel kok bintang lima. Ah, kapan kapan buka lagi siapa tau ada yang lain.
Saat diskusi berlangsung, mereka berpikir sambil tersenyum, iya ya. Luarnya beda dalamnya sama. Memang hebat Allah ya. Kita bisa tau jumlah biji dalam apel dengan menghitungnya. Tapi siapa yang akan tau, biji ini nanti akan menghasilkan jumlah apel berapa. Tapi barangkali ada teknologi baru yang bisa mendeteksi jumlah apel yang akan dihasilkan oleh satu biji ini.

Ya biarkanlah anak-anak berkhayal dan berandai-andai. Sambil menanamkan nilai-nilai yang baik pada mereka.


6. Permainan Berlatih Konsentrasi
Jumlah peserta: 2 atau lebih
Usia: 6 tahun ke atas
Bahan: Tidak ada
Tujuan:
1. Bergembira
2. Belajar berkonsentrasi terhadap apa yang dilakukan
3. Geometri (Dapat mengenal berbagai jenis bangun datar dan ruang dari benda-benda di sekitar)
4. Membangun cara berpikir positif atau berbaik sangka dalam hidup

Cara:
1. Ajak anak-anak memperhatikan benda-benda disekitarnya.
2. Minta anak-anak menyebutkan 7 benda berbentuk lingkaran
3. Minta anak-anak menyebutkan 7 benda berbentuk persegi
4. Minta anak-anak menyebutkan 7 benda berbentuk silinder
5. Minta anak-anak menyebutkan 7 benda berwarna putih
6. Minta anak-anak menyebutkan 7 benda berwarna merah
7. Minta anak-anak menyebutkan 7 benda berwarna hijau
Dst

8. Setelah selesai, maka bertanyalah pada anak-anak
#Saat kau mencari benda berbentuk lingkaran, apakah kau memperhatikan benda lain yang berbentuk persegi?
#Saat kau mencari benda yang berwarna putih, apakah kau mempeememperh benda yang berwarna hijau?

Pada umumnya anak akan menjawab "tidak" namun tak apa jika ada yg menjawab "ya"

9. Sekarang ajak diskusi dengan tema "konsentrasi"
Jika kita berkonsentrasi pada bentuk lingkaran, maka kita akan menemukan lingkaran. Jika kita berkonsentrasi pada warna merah, maka kita akan menemukan warna merah.

10. Diskusikan bahwa prinsip yang sama berlaku dalam kehidupan kita.
#Jika berkonsentrasi pada kesulitan-kesulitan, hal negatif dalam hidup, maka kita akan terus melihat hal-hal tersebut.
#Jika berkonsentrasi pada hal-hal yang positif, maka kita akan terus melihat kebaikan dalam hidup.
#Bila sedang menghadapi tantangan, dan kita berfikir "Aku Pasti Bisa" maka yang terjadi adalah kita akan benar-benar bisa

Testimoni:

Indy, Nayief dan Yazed sangat antusias saat mencari dan menyebutkan benda-benda dengan bentuk lingkaran, persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang.

Dengan konsep bangun datar ini, mereka mengenal bangun ruang yang tersusun dari beberapa bangun datar. Ada banyak benda berbentuk Kotak/kubus, silinder/tabung, bulat, balok di dalam dan luar rumah.

7. Semua Bertukar Tangan
Jumlah: 2 atau lebih
Usia: 5 tahun ke atas
Bahan: tidak ada
Tujuan:
1. Memahami posisi atas bawah, kanan kiri, luar dalam
2. Mengetahui bahwa kebiasaan yang sudah sejak lama dilakukan akan sulit untuk dirubah.

Cara:

1. Minta anak menyilangkan kakinya di lutut. Perhatikan kaki mana yang di atas.
2. Minta ia menyilangkan kaki dengan kaki lain di atas. Tanyakan, apakah dia merasa nyaman?
3. Minta anak berpura-pura tengah berada di kelas dan mengacungkan jarinya untuk menjawab. Perhatikan tangan mana yang mengacung? Apakah sama dengan yang dipakai untuk menulis? Apakah itu tangan yang ibu jarinya berada di atas saat ia melipat tangan?
4. Minta anak untuk bertepuk tangan beberapa kali. Satu tangan biasanya akan lebih tinggi dari tangan lainnya. Minta dia untuk mengubahnya dengan tangan lain lebih tinggi.
5. Jelaskan betapa sulit mengubah kebiasaan yang sudah mengakar. Dalam contoh di atas, tak ada cara salah dan benar. Setiap orang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan sejak usia sangat muda. Sehingga penting kiranya membangun kebiasaan--kebiasaan yang baik dan benar sejak kecil.

Testimoni:
Saat mencoba berganti tangan dan kaki, anak-anak tertawa gembira. Karena merasa kesulitan dan kacau balau. Nayief yang mencoba menyilangkan kaki dengan kaki yang tidak biasa pada posisi atas, terhuyung sedikit. Diikuti gelak tawa saudara saudaranya.

Demikian beberapa permainan yang menjadi favorit anak-anak di rumah. Tak hanya dimainkan sekali, beberapa permainan dimainkan berulang kali. Dan masih banyak lagi mainan seru lainnya. Semoga di lain kesempatan bisa diceritakan kembali.

Sumber:

Nggermanto, Agus, Ir, Kecil Kecil Jago Matematika: Metode Ajaib Mengajarkan Matematika Kreatif Sejak Dini dengan A.P.I.Q, Super Kids Publishing

M.F Yaqien, Abi, Anak Cerdas dengan Bermain, Lintas Media, Jombang

https://www.kompasiana.com/johanna/575022396723bdf512782abd/enam-cara-sederhana-mengembangkan-kecerdasan-matematika-dan-logika-balita

http://www.hobo18.com/2016/08/permainan-kreativitas-paud-untuk.html?m=1

https://masthoni.wordpress.com/2017/06/04/kecerdasan-logis-matematis

http://raudathulathfal.blogspot.com/2013/04/penerapan-kecerdasan-logika-matematika.html?m=1

https://banyubiru3prast.wordpress.com/2011/06/04/mengembangkan-kecerdasan-logika-pada-anak/amp


#ILove Math
#MathAroundUsLevel6
#BundaSayangLeaderBatch#3