Alhamdulillah hari ini banjir semakin tinggi. Toko-toko banyak yang tutup. Termasuk para pedagang makanan. Benar-benar locked down. Rumah-rumah mulai dipenuhi air. Kebutuhan harian semakin sulit didapat. Inikah teguran sang Robb? Meminta manusia kembali kepada fitrah kebaikannya. Terbayang beberapa waktu yang lalu sampah berserakan di sepanjang jalan. Kanan dan kiri jalan yang indah itu dipenuhi sampah. Asap mengepul hasil Bakaran sampah dan rumput kering. Sekarang, mau buang sampah di mana? Sampah itu akan kembali ke dalam rumah bersama air banjir. Mau dibakar di mana? Setiap sisi dipenuhi air. Sudah saatnya berubah. Kembali mencintai alam yang selama ini begitu sabar menemani manusia.
Dagang sayur di pasar juga sudah amat jarang. Mereka kesulitan memetik di kebun. Karena banjir melanda. Termasuk hari ini aku melihat pohon anting-anting di halaman rumah yang bisa dijadikan santapan keluarga. Di belakangnya kutemui pohon talas dua macam. Sayangnya aku lupa cara memasaknya agar tak terkena gatal dan racun. Daripada ambil resiko, aku urungkan memasak batang talas. Konsultasi dulu sama si jago meramban. Kan Harry Botani. Agha..
Lebih aman memasak daun anting-anting.
Kulirik empat pot berisi tanaman rimpang yang beberapa hari lalu ditanam oleh anak sholeh Nayief. Tumbuh juga dengan cakep. Cara menanamnya yang bikin pesimis. Semua bagian rimpang dikubur dalam tanah. Setiap hari saat lewat aku hanya menarik nafas, tumbuh atau tidak begitu aku membatin. Ternyata... Aha berhasil juga sang learnerku ini. Alhamdulillah
Sumber: badge day25-30 |
Putra-putri kami hari ini menyusun kepingin diri mereka dan membuat proposal hidup.
Sumber: Dokumentasi pribadi |
#day26
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatanbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
0 Komentar