Akhir bulan Juni kututup dengan ucapan syukur Alhamdulillah. Rupanya jurnal keenam Bunda Cekatan menyadarkan para bunda untuk selalu bersyukur atas setiap hal yang telah dilakukan dalam keseharian. Kadangkala lupa syukur membuat manusia lalai untuk mencintai diri dan Robbnya.
Aku merasa bahagia di pekan ini walaupun progress mentorshipku serasa lambat bergerak. Seperti tayangan lambat sebuah video. Namun di sisi lain, ada progress yang cantik dari program belajar bisnis dan juga membersamai anak di rumah. Semua patut disyukuri.
Aku sangat berterima kasih kepada mentorku bunda Susi Susindra yang sabar dan telaten membimbing para menteenya. Aku ibaratkan ia seperti aliran air yang punya energi potensial dan energi kinetik. Ia mengalir tak pilih kasih memenuhi kebutuhan tumbuhan di sekitarnya. Energinya sangat terasa, membuat keberadaannya semakin nyata. Ia seorang ibu, istri dan blogger yang tangguh. Tentu menjadi mentor kami yang keren. Alhamdulillah. Terimakasih mentorku.
Kini kugambarkan diriku seperti sebuah tumbuhan kecil yang perlu berjuang untuk tumbuh dan berkembang. Mentorku laksana air yang membantuku tumbuh. Keluargaku adalah matahari yang menyinari tubuhku. Sahabat dan orang-orang sekitarku laksana tanah tempatku hidup. Dan Rabbku adalah sang pemberi kehidupan.
Aku bangun dari lamunan. Kulihat tubuhku. Rupanya aku bukan sebuah pohon kecil. Tapi aku seekor kupu-kupu muda yang sedang termenung di atas kelopak bunga yang indah. Aku sedang menyaksikan indahnya tumbuhan kecil yang sedang disiram setangkup air segar dari telapak tangan seorang peri cantik. Ah.. aku bergegas mencari cermin. Cermin itu ada di sana, di kumpulan air tenang nan jernih. Akan kulihat sayapku. Sudahkah ia secantik khayalanku?
Sumber: Analogi Syukur |
Sumber: Master plan pribadi |
#jurnal pekan keenam
#tahap kupu-kupu
#Bunda Cekatan
#Ibu Profesional
#IIP
0 Komentar