Kamis, 11 Januari 2018
Tidur di Kamar Sendiri
Tepat sekali moment hari ini dengan materi yang sedang dipelajari di level 11. Dua jagoan kami benar-benar tidur di kamarnya sendiri.
Kamar Ulwan dan Faiq sudah disiapkan sejak mereka duduk di bangku kelas empat, dan idealnya kamar itu ditempati saat mereka berusia 10 tahun. Tepat awal masuk kelas lima. Namun tak sesuai dengan kata "ideal", Ulwan dan Faiq masih suka tidur bersama adik-adiknya. Tak jarang mereka tidur di ruang tengah yang memang ada kasur lipat kecilnya di atas hamparan permadani. Intinya kamar pribadinya belum digunakan secara maksimal. Hanya seperti formalitas belaka. Saya tak banyak komentar dan tetap akan menunggu dengan sabar moment mereka akan menempati kamarnya 100%. Benar saja, mulai kemarin kamar itu ditata sesuai keinginannya.
Persiapan pertama adalah jam weker. Dipilihlah jam weker yang bunyinya kencang. Lucunya, saat sebelum jam weker berbunyi, Ulwan dan Faiq sudah bangun dan melaksanakan sholat Subuh. Tepat setelah sholat, weker pun berbunyi dengan sangat kencang. Mereka kaget dan segera berlari menuju kamar untuk mematikan. Akhirnya kejadian ini menjadi pelajaran pertama mereka untuk dapat memasang alarm jam dengan tepat.
Berikutnya adalah menyediakan meja eksperimen. Meja ini sudah ada sebelumnya. Letaknya di luar kamar. Sekarang di boyong ke dalam kamar lengkap dengan MP3 dan aquarium kesayangannya. Tak ketinggalan bangku panjangnya. Begitu sibuknya mereka mempersiapkan kelengkapan kamar. Laptop yang sudah lama tak terpakai pun masuk juga ke dalam kamar. Faiq minta ijin tetering data dari hape, ternyata untuk donlot beberapa lagu. Lagu yang dipilih seputar lagu kesukaan adik-adiknya dan ada juga lagu kesukaan abinya dengan genre jazz. Kali ini tak saya jumpai lagu-lagu banjari. Dari sekian lagu yang didownload, sudah ada beberapa lagu bernuansa dewasa. Menurut saya, ini salah satu indikator fitrah seksualitasnya sedang berkembang.
Persiapan berikutnya adalah peralatan olahraga. Ada raket dan alat lompat tali juga sepatu roda. Sementara ini mesin cuci dari doorprize acara desa masih disimpan di dalam kamar. Rencananya akan dititipkan di toko untuk dijual. Karena lemari pakaian yang biasanya diletakkan di dalam kamar baju akan dipindah ke kamarnya. Begitu pula dengan buku-buku yang biasanya diletakkan dalam kamar buku pun akan dipindah ke kamar.
Faiq dan Ulwan tampak detail dalam mengatur kamar. Posisi perlengkapan kamar disesuaikan dengan fungsi dan aksesnya. Tak lupa kipas angin mereka boyong ke dalam kamar. Ventilasi pun segera ditambahkan plastik bening dengan alasan agar nyamuk tak masuk ke dalam kamar namun tetap akan mendapatkan sinar. Faiq mempersiapkan kunci kamar. Menurutnya, agar kamarnya tak dipakai tempat bermain oleh sang adik, maka saat sekolah kamar itu akan dikunci dan kuncinya akan digantung di atas pintu kamar. Sehingga uminya masih bisa masuk.
Lampu kamar masih dinyalakan saat tidur. Mungkin ada beberapa pertimbangan sehingga lampu itu tidak dimatikan. Padahal biasanya saat tidur, lampu selalu dimatikan dan hanya ada satu lampu yang menyala di dalam rumah. Letaknya di lorong pendek yang menghubungkan ruang tengah, kamar mandi dan dapur. Sinarnya juga cukup menerangi seisi rumah termasuk kamar. Masuk lewat ventilasi kamar. Tak apalah, semua perlu proses.
Masih banyak lagi desain mereka untuk kamar pribadinya yang tentu akan membuat mereka merasa nyaman di kamar sendiri. Dengan kamar sendiri, mereka akan terlatih hidup mandiri. Mampu mengatur tempat, waktu dan kegiatan dan tentu kreatifitasnya. Dan yang terpenting bahwa ini adalah salah satu proses membangkitkan seksualitas anak di usia 10-14 tahun.
Demikian cerita kami di hari Kamis nan dingin bertaburan air hujan dari atas langit Lamongan.
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
0 Komentar