Aku Bukan Perempuan
Selasa, 17 Januari 2018

Pagi ini dimulainya dengan bermain air di dalam kamar mandi. "Sudah Nak.. sapaku memotong aktivitas yang sangat asik itu. "
Ah lagi lagi tak ia hiraukan. Dan sapaan ini pun terulang kembali. Dengan berat hati, air pun ia matikan dan bergegas untuk mengeringkan pakaian.

Setelah pakaian dikenakan, Zed tak kunjung keluar dari dalam kamar. Ada apa gerangan? Dan.. saat ia keluar, aku pun terkejut karena wajahnya dipenuhi oleh bedak. Zed menghampiriku dan tersenyum. Umi, kalau gini sambil menunjuk wajahnya yang penuh bedak, laki laki atau perempuan?
Aku sangat kaget dengan pertanyaan Zed. Spontan kujawab perempuan.
"Oh pempuan ya mi? Azed loh laki-laki bedakan." "Iya, Zed laki-laki besok lagi gak usah bedakan ya." "He E.. jawab Zed sambil tersenyum.

Memang sejak bayi aku tak pernah membubuhkan bedak pada wajah balitaku. Karena aku sangat hawatir dengan kesehatan saluran pernafasannya.
Aku pribadi, bila menghirup bedak bayi yang cukup banyak, membuat nafasku terasa sesak. Apalagi membayangkan bagaimana rasanya  bedakan super tebal persis seperti topeng? Anak-anak di kampung tempat tinggalku selalu melakukan hal ini bahkan hingga anak-anak mereka duduk di bangku SD. Dengan alasan akan tampak segar. Hehe.. Tapi aku tak ingin meniru. Hanya gadis kecilku yang sejak kelas 3 SD mulai memakai bedak. Itupun bedak bayi padat yang kubelikan. Dan ia gunakan tipis tipis di wajahnya.

Melihat tingkah Zed hari ini, tentu sangat menggelikan dan membuatku takjub. Mungkin saja ia sedang meniru dan ingin merasakan apa yang telah ia lihat dari lingkungannya. Yaitu saudara sepupu, teman-teman atau bahkan kakak Indy yang sedang berdandan.

Biasanya Zed asik memakai mainan bedak dan tepung untuk masak-masakan. Kali ini, ia tepat menggunakan bedak untuk wajah. Bukan untuk main masak-masakan. Bukan hanya aku, banyak orang berkomentar, kok tumben Zed bedakan? Aku tak menghiraukan suport dari lingkungan agar Zed selalu bedakan sama dengan anak-anak lainnya. Hehe geli rasanya melihat wajah mungil anak-anak lenyap tertutup topeng tebal. Aku hanya menjawab, tidak Zed hanya ingin mencoba hari ini. Besok lagi Zed tak ingin bedakan lagi.

Aku teringat saat mengajar di sekolah dulu, seorang anak masih bedakan tebal dan menangis ketika teman-temannya mengejeknya kue moci. Waktu itu muridku kelas 3SD dan berjenis kelamin laki-laki. Aku pun mengajak mamanya berbicara agar kebiasaan memakaikan bedak tebal di wajah anaknya segera dikurangi.

Demikianlah, hari ini Zed mulai membedakan kebiasaan lelaki dan kebiasaan perempuan.

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunSayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak