Rabu, 7 Maret 2018

Alhamdulillah setelah berhari-hari berkutat dengan urusan publik dan domestik, akhirnya bisa juga berkesempatan menulis. Eeeit, sebelumnya ruwet dulu cari buku refrensi. Cari yang Gaya Belajar visual, auditori, kinestetik gak dapat juga. Ada bentuk PDF, di perpusda Lamongan gak nemu. Pinjam teman sana sini gak ada yang punya. Cari Ebook, gak bisa cara bayarnya. Waktu sudah deadline. Hmmm ya akhirnya buku ini yang saya pilih dari beberapa buku lainnya. Baca ngebut beberapa jam, agak bingung dengan isinya. Karena pikiran mengembara, memikirkan anak-anak, pasangan dan diri sendiri masuk di golongan yang mana? Baiklah.. langsung saja saya mulai

Judul buku: "Brain Genetic Potential"
Penulis       :   Beni Badaruzaman
Co-writer   :   SofieBeatrix
Penerbit     :   Mizania.
Tahun terbit        :  2014
Jumlah halaman : 147 halaman

Buku ini mengupas cara tepat berkomunikasi dengan anak, komunikasi yang sesuai dengan setiap mesin kecerdasan anak. Setiap anak itu unik. Jadi, keunikan itu harus lebih dahulu ditemukan. Apa kekuatan kita dan anak kita? (Ini disebut sebagai mesin kecerdasan) Setelah tahu, barulah kita bisa mengarahkannya diri dan anak sesuai dengan mesin kecerdasannya.

Pepatah sufi mengatakan,
"Man 'arafa nafsahu faqad 'aarafa arabbah."
"Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya"

Isi Buku:

I. Bangga kalau punya anak seperti dia
Dalam bab ini dibahas kegalauan yang sering melanda orangtua.

1. Membandingkan anak dengan anak lain (prestasi di sekolah)
2. Bapak dan Ibu yang berkarir namun menuntut anak berprestasi di sekolah padahal rentang waktu mereka bersama anak-anak sangat sedikit.
3. Kasihan menggenjot jam belajar demi mengejar prestasi di sekolah
4. Kasihan mengikutkan bimbel, waktu bermain berkurang, jam istirahat juga jadi tidak ada.
5. Pengembangan minat bakat selain pelajaran di sekolah membuat waktu lebih banyak tersita

Dari beberapa kasus yang terjadi dimana anak enggan melakukan kegiatannya, maka ada dua kemungkinan yang sedang terjadi. Pertama memang anak tersebut tidak suka melakukannya. Kedua, orangtuanya yang tidak mengerti cara memotivasi sang anak.
Bila orangtua salah bersikap atas keadaan ini, maka di masa depan, sang anak bisabsaja membenci kegiatan tersebut, membenci ibunya/orangtuanya serta hilang kepercayaan diri di semua bidang.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah anak enjoy dan happy menjalaninya serta menjadi pilihan suksesnya untuk terus maju sampai saatnya nanti ajal menjelang.

II. Fen= Ge+Li

Ada tiga kebaikan yang pahalanya terus mengalir walau kita sudah tiada.

Nabi bersabda, " Apabila seorang anak Adam meninggal, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak Sholeh yang berdoa untuknya." (HR Muslim)

Orangtua yang cerdas tidak akan mengejar karier dan memajukan bisnis dengan melupakan anak-anaknya. Sehebat hebatnya bisnis tak akan bertahan hingga ribuan tahun. Sementara do'a dan amal Sholeh anak cucu akan terus mengalir hingga dunia ini musnah.
Untuk mendidik anak perlu ilmu, kesabaran, dan ketelatenan. Jangan sampai orangtua salah memperlakukan anak dan menyesal di kemudian hari.

Sebagai contoh:
1. Chris Langan. IQ 195 (orang terjenius di dunia saat ini) akibat kemiskinan, siksaan fisik dan mental dari ayah tirinya, karirnya berakhir sebagai penjaga kandang kuda di Amerika. Padahal kejeniusannya sudah tampak sejak bayi.
2. Albert Einstein. IQ 150. Akhibat kesabaran ibunya dalam membersamai, ia tumbuh dan karier nya berakhir dengan temuan yang cemerlang.

Membesarkan anak bukan sekedar agar ia hidup berkecukupan secara materi. Namun lebih dari itu.

Fen= Ge+Li
Fen= Fenotip (hasil akhir anak)
Ge= Genetisnya atau kekuatan alamiah
Li= Lingkungan tempat anak tunbuh

Artinya: Apa yang tampak dari diri kita adalah bentukan dari gen (bakat, kelebihan, talenta, passion) dan tempaan lingkungan.
Kecerdasan dan kepribadian adalah kekuatan yang bersifat bawaan atau genetis, tetapi tidak diturunkan dari orang tua (non hereditary). Ini adalah hadiah dari Sang Maha Pencipta.

Ibarat gaya horizontal, bila Ge ke kiri dan Li ke kanan, maka benda tak bergerak
Bila Ge ke kanan dan Li ke kanan maka benda akan bergerak, bahkan bisa melesat

III. Setiap Anak Istimewa

Tahap awal sebelum mengarahkan anak mencapai kehidupan terbaiknya adalah menemukan kelebihan dan kekuatan alamiah anak tersebut. Secara umum kelebihan alamiah disebut bakat. Namun dalam bahasa STIFIn, ia lebih tepat disebut sebagai mesin kecerdasan.

Untuk konsep pengenalan diri, penulis menggunakan konsep STIFIn Personaliti karya anak bangsa, Bapak Farid Poniman.
Konsepnya didasarkan pada pengetahuan tentang belahan otak manusia. Dasar ilmiah disampaikan oleh Carl Gustav Jung (26 Juli 1875 - 6 Juni 1961

Gambar 1 bagian otak manusia diambil dari hlm 35

Saat ini sudah ada instrumen untuk mengetahui belahan otak mana yang kerap kita gunakan. Yaitu dengan test STIFIn dengan cara finger print atau memindai (scan) sidik jari dengan alat teknologi yang canggih. Namun bila tidak melakukan testing, maka bisa mempelajari mesin kecerdasan dari buku ini.

Otak kita bekerja secara komperhensif. Kelima belahan otak bekerja secara bersamaan dan harmonis. Kebersamaan dalam kerja otak dipimpin oleh sistem operasi otak yang berperan aktif sebagai pemimpin. Ketika salah satu belahan otak berperan sebagai pemimpin dan aktif, belahan otak yang lain akan berperan sebagai pendukung dan hanya bekerja setelah diperintah oleh pemimpin. Meskipun belahan otak pendukung  bekerja, pengambil keputusan akhir tetap dilakukan oleh belahan otak yang berperan sebagai pemimpin aktif.

Mempelajari STIFIn membuat kita dapat mengenal diri sendiri, tahu kelebihan dan kelemahan.

1. Sensing = memori besar#sulit berfikir kreatif
Contoh tokoh: Chairul Tanjung, Bill Gates
Ciri-ciri:
Mengandalkan panca indera sehingga cenderung praktis, konkret, jangka pendek sesuai jangkauan panca inderanya, rajin, fokus dalam mengerjakan sesuatu Sampai tuntas, detail, daya ingat kuat, taat pada aturan.
Ibarat: Tanah, ibu jari

2. Thinking = good logika dan analisis#simpati dan empati kurang
Contoh tokoh: Pak Ciputra
Ciri-ciri: logis, objektif, adil, efektif, mandiri, tegas, pandai menunjukkan kesalahan dengan menunjukkan kepandaiannya, mampu memerintah dan memegang kekuasaan.
Ibarat: besi, jari telunjuk

3. Intuiting = ide-ide kreatif#lemah memori/pelupa
Contoh tokoh: Sam Walton_Founder Wall Mart
Ciri-ciri: mengandalkan indera keenam, sangat optimis, jangka panjang, terkonsep, ide-idenya liar, menghasilkan sesuatu yang beda, kreatif, berkelas, kuat, fleksibel.
Ia menemukan chemistry-nya dengan ilmu dan kreativitas, gagasan, solusi yang diwakili dengan unsur kata.
Ibarat: kayu, jari manis

4. Feeling = Good emosi dan empati#lemah menganalisis
Contoh tokoh: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Ciri-ciri: tenggang rasa, bijak, punya kemampuan memimpin, ditakuti, disegani, diperlukan, penuh cinta, semangat, punya emosi yang bergantung pada mood, berasal dari perasaan.
Ibarat: Api, kelingking

5. Insting = serba seimbang diantara empat mesin kecerdasan, kemampuan naluri tinggi, serba bisa, generalis, #plinpan karena tidak konsistensi pada salah satu mesin kecerdasan.
Contoh tokoh: Sherina, Mahatma Ghandi
Ciri-ciri: spontan, pragmatis, serba bisa, rela berkorban, tenang, mencari kebahagiaan dan kedamaian dengan memberi manfaat pada orang lain.
Ibarat: Air

Gambar 2.1 STIFIn Intelegence dan Dominasi mesin kecerdasan diambil dari hlm 38 40 42 43

Gambar 2.2 Dominasi mesin kecerdasan diambil dari hlm 46, 47

IV. Mengenal STIFIn Lebih Dalam
Dalam bab ini, disajikan contoh kasus untuk belajar memahami jenis kecerdasan.
Hubungan dan Pola Komunikasi dalam konsep STIFIn
Interaksi yang efektif sangat diperlukan untuk meraih keberhasilan di setiap langkah anak.

Gambar 3 Skema pendukung dan penakluk setiap mesin kecerdasan diambil dari hlm 53
Gambar 4 Pola Hubungan Chemistry diambil dari hlm 54

Dorongan Alamiah dalam mesin kecerdasan
1. introvet: dorongan dari dalam diri
2. ekstrovet: dorongan dari luar diri
Istilah tersebut berbeda dengan Introvet (tertutup) dan Ekstrovet (terbuka)
Keempat mesin kecerdasan memiliki kemudi introvet dan ekstrovet. Sedangkan jenis Insting tidak memilikinya. Oleh karena itu ada sembilan pembagian yaitu: Si, Se, Ti, Te, Ii, Ie, Fi, Fe, In
Gambar 5.1 Sifat dan Perilaku 9 Mesin Kecerdasan diambil dari hlm 61-65
Gambar 5.2 Sifat dan Perilaku 9 Mesin Kecerdasan diambil dari hlm 61-65

V. Yes, Ini Gaya Belajar yang Pas
Dalam proses bertumbuh, kita tidak bisa menghindar dari perubahan. Untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi tidak ada pilihan lain: kita harus "belajar" sebagai "sense growing"
Dalam bab ini, menunjukkan betapa pentingnya mengetahui cara belajar masing-masing orang atau mesin kecerdasan dan kepribadiannya. Apa pun ilmunya, apa pun keterampilannya, dengan cara belajar yang pas, kita bisa belajar dengan mudah dan nyaman.

Ada tiga tahap dalam STIFIn yang perlu dilakukan:

1. Persiapan
Apa yang perlu dipersiapkan sebelum belajar? Mengapa harus dipersiapkan?
Setiap aspek persiapan harus disesuaikan dengan bakat alami orang yang akan belajar.
Ada dua aspek persiapan:
1. Internal
Berupa persiapan fisik, pikiran, hasrat, mood dan adaptibilitas
2. Eksternal (persiapan lingkungan pendukung)
Persiapan ini disesuaikan dengan mesin kecerdasan (untuk kecerdasan S: berupa fasilitas, T: media informasi, I: media eksplorasi, F :orang lain, In: suasana yang kondusif

Setelah melakukan persiapan internal dan eksternal, maka penting untuk memberi dorongan yang memotivasi anak sesuai dengan mesin kecerdasannya. S: berupa imbalan, T: kemenangan, I: Prestasi, F: Terkenal, In: Terlibat

2. Pelaksanaan
Bagaimana cara belajar yang gue banget itu bisa terlaksana?
Setelah persiapan (mengenal cara belajar yang sesuai dengan mesin kecerdasan), maka kini saatnya belajar.

Gambar 6 Cara belajar yang sesuai dengan mesin kecerdasan dan kepribadian

#Cara belajar Sensing:
Tukang niru
(Mencontoh sedetail mungkin, menyimpan).

#Cara belajar Thinking: menganalisis
Tukang kritik
(melihat cara kerja, durasi, hasil, dsb)

#Cara belajar orang intuiting
Tukang khayal
(Mencari ide dan pola)

#Cara belajar Feeling
Tukang ngobrol/diskusi
(Melalui orang lain sebagai mediator untuk menyerap ilmu yang akan dipelajari.

#Cara belajar Insting
Merespon secara cepat
(Semua gaya oke)

Setelah mengetahui bahwa masing-masing mesin kecerdasan memiliki cara belajar yang berbeda, maka marilah memulai untuk menerapkannya.

Bagaimana agar bisa "on" terus belajar?
Kita bisa melakukan proses kalibrasi belajar sesuai dengan kepribadian. Mungkin bisa diartikan dengan istirahat, yaitu melakukan aktivitas tertentu.
Si: Berkeringat
Se: Bermain
Ti: Kembali ke alam
Te: Wisata
Ii: Tidur
Ie: Menonton film
Fi: Curhat
Fe: Bercengkrama
In: Silaturahim

3. Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemajuan aktivitas belajar kita.
Ada lagi jenis evaluasi yang lain, yaitu mengetahui penyakit belajar yang bisa saja muncul dan menghambat aktivitas belajar:
Si: kompensasi
Se: inferioritas
Ti: Fiksasi
Te: rasionalisasi
Ii: proyeksi
Ie: fantasi
Fi: regresi
Fe: transkulpasi
In: isolasi
Cara mengatasi datangnya penyakit belajar atau mengantisipasinya adalah dengan dua hal. Yaitu meningkatkan kondisi positif dan meminimalkan kondisi negatif.

VI. Langkah Setelah Membaca Buku Ini
1. Cintai anak anda
2. Melibatkan orang yang ahli di bidangnya untuk menemukan harta Karun terbesar
3. Bantulah anak menemukan apa yang mampu diraihnya
4. Tumbuh bersama anak
5. Libatkan diri anda dengan komunitas yang bergerak dan berkonsentrasi dengan pengembangan SDM dalam memaksimalkan potensi diri.

Learning cost: Biaya belajar
Belajar tak harus baca buku, ikut training atau kuliah. Learning bisa kita dapatkan dalam kehidupan. Learning dari unibunivers kehidupan jauh lebih membekas dibandingkan pembelajaran dari universitas formal.

Contoh learning cost:
Gagal dalam usaha, mentraktir orang berilmu sementara kita menyerap ilmunya, memberi hadiah pada orang yang berilmu ketika kita berkunjung ke rumahnya.

Catatan pribadi saya:
Untuk mengenali gaya belajar anak, minat maupun bakat, tentu saja bukan hal yang instan. Perlu kesabaran dan ketelatenan dalam membersamainya hingga kita dapat memahami apa pun dari mereka. Selanjutnya bukan hanya memahami, namun juga bisa merencanakan kegiatan yang sesuai dengan gaya belajarnya. Kemudian bukan hanya merencanakan namun bisa melaksanakan dan mengadakan evaluasi dari apa yang telah dilaksanakan. Deg deg an rasanya di setiap saat membersamai anak-anak. Ada harta Karun apa ya dari masing masing anak kita? Jawabnya.. mari kita cari tau..

Demikianlah sinopsis buku yang telah saya baca. Semoga bermanfaat.

#Level4MemahamiGayaBelajarAnak
#BunSayLeaderKomunitasBatch3
#IbuProfesionalLamongan-Tbn-Bjn