Pagi nan cerah, matahari menyembul dari balik pohon ketapang mini yang tumbuh rimbun setelah dipangkas. Cantik sekali bak bukit hijau di tengah hutan lindung. Burung berkicau bertengger di dahan yang tinggi kemudian turun menapak di tanah yang berselimut dedaunan kering. Mereka hadir menyambut rezeki dari ArRozaq. Ceria sekali tak terganggu oleh hiruk pikuk virus Corona.
Kepompong kecil bergelantung tenang penuh perhitungan. Menghitung ayunan kantong yang tertiup angin pagi. Satu, dua, tiga, kepompong berhitung lalu tersenyum sendiri. Apa gerangan yang sedang terjadi? Mengapa suara mesin semakin berisik? Bukankah seharusnya mereka tak perlu berisik? Cukup tenang dalam rumah kepompong. Seperti aku. Ah.. biarlah. Kurasa ia akan tau sesuatu. Setelah ini, ya setelah apa yang seharusnya bisa terjadi.
Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku bergegas menuju toko. Hari ini kusampaikan bahwa toko buka hanya setengah hari. Besok toko libur sehari. Karena pegawai-pegawai harus diistirahatkan sejenak. Beberapa pelanggan yang sempat kutemui menyampaikan rasa kecewa. Kusampaikan agar maklum adanya. Belanjalah untuk beberapa hari. Tak apa di hari ini jika ingin mendapat stok lebih banyak namun tak cukup dana, boleh membayar dua hari lagi. Kuniatkan untuk membantu apa yang masih bisa kubantu. Dalam situasi seperti ini, aku merasakan perekonomian yang mulai melambat. Kutengok kanan dan kiri, pedagang kecil dan kaki lima sudah tak banyak lagi. Hanya ada dua atau tiga saja di sepanjang jalan antara toko dan rumahku. Biasanya ada puluhan pedagang di sini. Entah usaha apa yang kini mereka kerjakan untuk menyambung hidup. Aku tak kuat memikirkan lebih panjang lagi.
Sumber: Pengumuman Toko libur |
Kutitipkan mobil di rumah mertua. Lalu berjalan kaki menuju rumah. Hari ini ada perbaikan jalan. Jalan ditinggikan, jembatan dari rumah menuju jalan dari setiap rumah pun dijebol. Betul social distancing kendaraan jadinya. Hehe karena hanya kendaraan saja yang tak bisa lewat, orangnya masih bisa. Tiba di rumah kuperiksa anakku yang sejak malam sakit. Badannya demam dan flu berat. Efek penyemprotan kemarin sore. Kami memang tak kuat dengan asap dan bau-bauan yang kuat. Membuat kepala pusing dan nafas terasa sesak. Badannya masih demam. Aku keluar lagi membeli madu dan susu kambing. Banyak orang menyapaku karena langkahku yang sedikit lebar. Tiba di runah kuhidangkan susu kambing untuknya. Syukurlah ia sangat menyukai. Demam berangsur berkurang. Masih hangat dan flunya sudah mulai berkurang. Matanya yang merah dan bengkak berangsur memudar. Alhamdulillah
Hari ini sedikit lelah kakiku. Maklum sudah lama aku tak berkelana dengan sepasang kaki. Manja di atas kendaraan. Beberapa menit kemudian pegawai menghubungiku. Sampai toko ditutup omzet hari ini turun drastis sepuluh kali lipat dari omzet biasanya. Wow.. kejutan yang lebih awal datangnya. Tak apa kusampaikan bahwa Allah mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur dalam situasi apapun. Jangan pernah berhenti berusaha dan berdo'a. Hari ini, aku mendapat suatu pelajaran yang sangat berharga. Bukan dari buku, bukan dari guru. Namun langsung dari Allah sang pemilik ilmu. Dari hikmah yang Allah turunkan pada suatu kejadian. Subhanallah..
Sumber: badge day6-30 |
#day6
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatanbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
0 Komentar