Lamongan, 26 Juli 2021

Pandemi covid 19 belum juga usai. Sudah lebih dari setahun namun kini bertambah saja varian virusnya. Tahun lalu tak banyak warga kampung terinfeksi virus apalagi sampai merenggut nyawa. Namun kini, tak ada ampun. Kota dan desa sama saja. Semua merasakan hal yang sama. 

Namun demikian, tidaklah pula menjadikan kita lupa akan masalah lainnya di sekitar kita. Seolah tak menjadi hal penting lagi di lingkunganku, sampah kian merajalela. 

Di materi kedua kelas bunda Salihah ini aku memberanikan diri untuk menyampaikan isi hatiku di media sosial. Tak mudah bagiku untuk tampil di depan umum. Haha.. aku lebih nyaman dengan menulis, namun tekadku untuk menjadi agen perubahan menyingkirkan rasa penolakan dari dalam diriku sendiri. Apa salahnya sekali-sekali aku muncul. Begitu bisiknya. 

Rasanya bagaimana? Lucu-lucu ambyar. Aku putar beberapa kali video Campaignku.https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4261222763900460&id=100000383365759 Sambil berharap ada tetangga atau kerabat dekatku mengisi form pendaftaran team. Sepertinya aku harus bersabar untuk menunggu harapanku itu bisa terwujud.

Satu-satunya pasangan yang selalu menemaniku dalam suka dan duka tentulah paksuku tersayang. Namun, LDR kami belum usai. Aku akan kesulitan seperti sebelumnya untuk merealisasikan rencana-rencana kami. Oleh karena itu, segeralah aku merapatkan barisan pada team JERNIH dengan leader mbak Lenti Nucifera teman seperjuanganku saat di matrik dan bunsay batch#1. 

Kami sama-sama akan berjuang di bidang lingkungan mulai dari rumah sendiri. Maka pada hari Ahad 25-7-2021 PKL 10.20 kami bersama team kecil mengadakan rapat online membahas masalah dan akar masalah serta sudut pandang masing-masing tentang masalah yang diusung. 

Hari itu juga leader kami menyampaikan filosofi dari nama team kami, "jernih" yang diambil dari gabungan kata Jejaring Masyarakat Minim Sampah. Keren kan? 
Kami juga telah menyepakati aturan team yang ada. Ada lima poin penting yaitu:
1. Team ini merupakan team penggerak, bukan user atau penerima manfaat
2. Anggota team berkonsentrasi secara sukarela
3. Team diharapkan berkontribusi selama kurun waktu 6bulan
4. Leader tidak harus yang mengkampanyekan problem statement
5. Aksi/solusi dibicarakan bersama-sama

Selanjutnya kami membicarakan tentang program yang akan kami lakukan. Kami beri nama "Promise" yaitu Program Minim Sampah Keluarga. Keren bukan? Ya begitulah, leader kami sudah merancang nama program agar nantinya kami bisa fokus pada keluarga terlebih dahulu. Kami mulai mendata apa saja masalah sampah yang ada dalam keluarga masing-masing. Kemudian mengambil setahap demi setahap permasalahan yang paling urgent untuk segera dicarikan solusinya. 

Harapannya, setiap dari kami bisa mengamalkannya pada lingkungan sekitar. Bahkan untuk lingkungan yang lebih luas. 
 
Demikianlah hasil diskusi kami, beberapa hal yang belum tuntas terkait peran dan tugas anggota secara spesifik, akan dibicarakan dalam pertemuan berikutnya.

Di bawah ini telah kubuat alur sebelum pembuatan video Campaign hingga setelah terbentuk team. 

Gambar: User persona

Gambar: urutan sin dalam video campaign

Gambar: List hardskill dan softskillku

Gambar: Kekuatan teamku

Sekian dulu jurnalku di materi kedua Bunda Salihah edisi membangun team yang solid. Semoga tulisan ini menjadi salah satu energiku dalam berjuang. Mengingat kami berkumpul pertama kali di team ini dalam misi yang sama dan dengan niat yang tulus untuk bumi Allah yang dititipkan pada manusia agar dirawat dan dijaga. 

#materi2
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia