Lamongan, 1 Desember 2019

Dokumentasi pribadi

Awal bulan di akhir tahun menjadi waktu pilihan buat kami memulai kembali petualangan seru menjelajah buku *ingin tahu* yang tentu saja digoreskan oleh ketiga jagoan cilik yang masih stay di rumah. Abang kembar sedang berpetualang di pondoknya tercinta, "Pondok Modern Gontor Darussalam". Menyerahkan estafet obok-obok rumah pada tiga adiknya. Wkwkwk. Mengembalikan gregetnya umi akibat kejaran *AHA momen si adek*

Setelah mengganti pakaian sekolah, duo Nay dan Zed langsung eksekusi dapur. Mengambil alih pisau yang sedang asik dipakai umi buat memotong bawang.

Wow.. mau bikin apa nie? Tanya umi.
Bikin keripik kentang dong.. jawab Nay dan Zed kompak.
Okey.. kita  bikin keripik kentang ya. Dan mau apa  nggak kalau sambil seru-seruan dengan kentang? Tanya umi lagi. "Mau donk.."  jawab Nay.
"Baik, sekarang Nay dan Zed siapin alat dan  bahannya dulu ya. "
"Apa aja mi?" Tanpa mengiyakan mereka langsung sigap bak prajurit yang mau berperang.

Siapkan:
1. Satu buah kentang yang sudah dikupas dipotong dadu atau bebas.
Zed dan Nay memotong kentang menjadi empat bagian tak berbentuk dadu
2. Garam
3. Air
4. Penggaris
5. 3 buah gelas

Setelah alat dan bahan siap, mereka memberi tanda setiap gelas dengan A untuk gelas yang diberi air dan satu sendok makan garam, B diberi air dan secuil garam, C untuk gelas berisi air tanpa garam

Setiap gelas, dimasukkan potongan kentang. Jadi kentang yang digunakan hanya tiga potong. Diamkan selama satu jam. Setelahnya, mereka mengamati perubahan kentang dari setiap gelas.

Untuk potongan kentang yang tak berbentuk dadu, mereka kesulitan untuk mengukurnya dengan penggaris. Jadi hanya menggunakan pengamatan mata secara langsung. Ternyata terjadi perubahan ukuran dari kentang pada gelas A dan B.

Larutan garam pada gelas A menyebabkan ukuran kentang mengecil dari aslinya
Larutan garam B menyebabkan ukuran kentang tak mengalami perubahan ukuran.
Air tanpa garam menyebabkan kentang berukuran lebih besar dari aslinya

Saat empat potong kentang dikumpul kembali, tidak dapat disusun menjadi satu buah kentang lagi. Karena ukurannya sudah mengalami perubahan.

Peristiwa tersebut disebut dengan osmosis, yaitu aliran zat cair menembus selaput tipis. Zat cair akan mengalir ke larutan yang lebih kuat.

Peristiwa osmosis terjadi pada tumbuhan saat mengambil air dari dalam tanah. Juga saat makanan masuk ke dalam sel-sel tubuh kita.

Nah.. sekarang sudah terjawab kan pertanyaan dalam buku ingin tahumu nak? Bagaimana caranya makanan diserap oleh tubuh kita? Mengapa umi kalau masak sayur memberikan garam ke dalam airnya sedangkan kalau umi presto daging buat sapi sisit/suwir, gak pakai garam dulu. Garam diberikan saat daging sudah empuk dan saat dimasak kembali bersama bumbu.

Tujuannya: agar sari-sari dalam sayuran keluar dan kuah sayurnya jadi terasa sayur. Sedangkan daging sapi yang dipresto tidak diberikan garam, supaya sarinya gak kabur bersama air. Jadi, saat dimasak bersama bumbu dan garam, sari sari dagingnya masih ada dan terasa lezat.

Untuk hari ini, kita sudah belajar osmosis. Day-2 mengungkap apalagi ya? Yuk simak terus petualangan kami..